TEMPO.CO, Somalia - Sejumlah pria bersenjata menyerbu Hotel Ambassador di Jalan Maka al Mukarama, Somalia, Mogadishu, menewaskan setidaknya 10 orang dan melukai 50 orang, Rabu siang, 1 Juni 2016, waktu setempat. Kantor berita Somalia mengatakan dua anggota parlemen tewas dalam serangan itu, sedangkan empat lainnya selamat.
Menurut saksi mata, para penyerang memasuki hotel setelah menempatkan bom mobil di gerbang luar. Berbagai media menyebutkan, di antara para korban, terdapat dua anggota parlemen Somalia yang tewas, yakni Abdullahi Jama Kabaweyne dan Mohamoud Mohamed Gure.
Diketahui serangan itu merupakan salah satu yang terbesar yang pernah terjadi di kota itu, dengan skala kerusakan yang juga besar. Bahkan kantor berita setempat mengatakan korban tewas kemungkinan bertambah.
Salah satu orang yang pertama mencapai tempat kejadian, Abdulkadir Andirahman Haji Aden, mengatakan kerusakan yang terjadi sangat parah dan ia belum pernah melihat sesuatu seperti itu. “Adik saya dan anaknya di antara mereka yang terluka. Kami sekarang di Rumah Sakit Madinah dan di sana penuh sesak dengan orang luka-luka.”
Kepala Layanan Ambulans Kota Amiin mengatakan rumah sakit utama di sana, Madinah, telah penuh sesak dengan para korban peristiwa pemboman tersebut.
Kelompok milisi Al-Shabaab mendeklarasikan diri sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu. Al-Shabaab, yang memerangi pemerintah yang didukung PBB, diusir dari Mogadishu pada 2011 tapi tetap menjadi ancaman kuat dan sering melakukan serangan di kota. Pemerintah Somalia dengan bantuan pasukan Uni Afrika berjuang melawan kelompok yang terhubung dengan al-Qaeda ini, untuk mendapatkan kembali kontrol negara.
Rabu kemarin, pemerintah setempat mengumumkan telah membunuh Mohamed Kuno, anggota Al-Shabaab yang memimpin serangan terhadap Universitas Garissa di Kenya pada April 2015, yang menewaskan 148 orang. Dia adalah salah satu dari 16 anggota Al-Shabaab yang tewas dalam serangan terhadap konvoi mereka di Kismayo, kota pelabuhan di Somalia Selatan. Kuno merupakan satu dari empat pemimpin senior Al-Shabaab.
BBC | DIKO OKTARA