TEMPO.CO, Singapura- Kementerian Dalam Negeri Singapura mengumumkan tentang penangkapan delapan pria warga negara Bangladesh beraliran radikal selama bulan April 2016. Penangkapan tersebut dilakukan di bawah Internal Security Act (ISA) atau UU Keamanan Dalam Negeri.
Warga Bangladesh yang ditahan menurut Kementerian Dalam Negeri Singapura , Selasa, 3 Mei 2016, adalah Rahman Mizanur, 31, Mamun Leakot Ali, 29, Sohag lbrahim, 27, Miah Rubel, 26, Zzaman Daulat, 34, Islam Shariful, 27, Md Jabath Kysar Haje Norul lslam Sowdagar, 30 dan Sohel Hawlader lsmail Hawlader, 29.
Channel News Asia melaporkan bahwa di antara delapan orang tersebut, Rahman Mizanur adalah pemegang S-Pass (kartu pekerja menengah) sementara tujuh lainnya adalah pemegang izin kerja yang lebih rendah, dan semuanya bekerja di industri konstruksi dan kelautan Singapura.
Pemerintah Singapura mengatakan mereka adalah anggota dari sebuah kelompok rahasia yang didirikan oleh Rahman pada Maret tahun ini bernama Negara Islam Bangladesh (ISB).
Barang yang disita saat penangkapan termasuk petunjuk membuat bom serta daftar pejabat pemerintah dan tentara Bangladesh yang akan menjadi sasaran. Juga ditemukan senjata, selain bahan terkait Negara Islam Irak Suriah (ISIS) dan Al-Qaeda.
Mereka juga diketahui berniat untuk kembali ke Bangladesh dan menggulingkan pemerintah berkuasa melalui penggunaan kekuatan. Tujuan mereka adalah untuk mendirikan negara Islam di Bangladesh dan berafiliasi dengan ISIS.
Kedelapan orang tersebut juga berencana untuk bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak, namun karena susah mendapatkan akses, maka mereka memilih untuk melancarkan aksinya di kampung halamannya.
Lebih lanjut MHA mengatakan bahwa kedelapan pria tersebut telah dipulangkan ke Bangladesh.
Ini bukan pertama kalinya warga Bangladesh ditangkap karena kegiatan yang berhubungan dengan teror. Pada Januari lalu, 27 orang dilaporkan telah ditangkap di bawah ISA, dan sebagian besar dari mereka telah bekerja di Singapura antara dua hingga tujuh tahun.
CHANNEL NEWS ASIA|THE STRAITS TIMES|YON DEMA