TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian membantah teori yang menyebut virus Zika dibawa oleh penonton sepak bola. Peneliti Inggris dan Brazil menemukan bukti keberadaan virus ini setahun sebelum Piala Dunia 2014.
Temuan tersebut kemudian diterbitkan di jurnal Science. Jurnal tersebut juga membantah teori yang menyebutkan virus Zika datang antara bulan Mei dan Desember 2014.
Tak hanya itu, teori populer lain yang menyebut virus tersebut dibawa saat perlombaan dayung World Sprit Championship pada tahun 2014 juga terbantahkan.
Dalam usahanya menelusuri awal virus ini, peneliti menganalisis kode genetik dari tujuh sampel Zika di seluruh brazil. "Pertama, mereka menemukan bahwa semua virus berhubungan dekat, sehingga menunjukan bahwa infeksi di Brazil berasal hanya dari satu orang," seperti dikutip BBC, Jumat, 25 Maret 2016.
Profesor Oliver Pybus dari University of Oxford mengatakan pihaknya tak bisa memastikan bagaimana virus tersebut bisa sampai di benua Amerika. Tapi ia yakin bahwa virus sudah ada di benua ini sebelum mulainya Piala Dunia 2014.
Baca Juga:
"Kami juga melihat jumlah penumpang yang datang ke Brasil dari negara-negara yang mencatat penularan Zika dalam beberapa tahun terakhir dan kami menemukan ada 50 persen peningkatan penumpang pada rute tersebut. Itu bisa menjadi alasan munculnya Zika," ujarnya.
Virus Zika merupakan virus yang bermutasi dengan cepat. Perbedaan kecil antara satu sampel dengan lainnya memungkinkan peneliti untuk menyusun ulang silsilah keluarga Zika dan memperkirakan masa kedatangan awal virus ini di Brasil. Peneliti pun menyimpulkan bahwa virus tersebut tiba sekitar pertengahan sampai akhir 2013.
Virus yang muncul di negara-negara Amerika Selatan terkait erat dengan penyebaran Zika di Polinesia Prancis pada 2013. Meski ini bisa mengungkap sumber dari penyebaran virus, namun peneliti kekurangan sampel dari negara-negara lain, terutama Asia Tenggara, sehingga para peneliti tak bisa memastikan.
Salah satu aspek paling mengkhawatirkan dari penyebaran virus Zika adalah kemungkinan adanya kaitan erat dengan peningkatan kasus bayi-bayi yang lahir dengan ukuran kepala yang lebih kecil dari bayi-bayi normal atau mikrosefali.
Dokter Nuno Faria, salah seorang peneliti di Evandro Chagas Institute, mengatakan data mereka konsisten dengan kemungkinan Zika bisa menyebabkan kelainan otak. Namun dia memperingkatkan bahwa masih perlu banyak penelitian untuk membenarkan keterkaitan tersebut.
INGE KLARA | BBC