TEMPO.CO, Singapura - Singapura terus-menerus memantau situasi di Indonesia dengan saksama menyusul ledakan bom menghantam kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis, 14 Januari 2016, dan menewaskan sedikitnya tujuh orang.
"Kami mengutuk insiden bom mematikan tersebut kendati tidak ada warga negara Singapura yang menjadi korban," ucap Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balaikrishnan kepada media massa.
Serangkaian bom meledak di dekat pusat belanja Sarinah di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, dan menewaskan sedikitnya 7 orang, 4 di antaranya pria bersenjata dan 1 orang polisi. "Satu korban tewas lain warga negara Belanda yang bekerja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata polisi kepada Aljazeera.
LIHAT FOTO EKSKLUSIF: Detik-detik Polisi Ditembak Dua Terduga Teroris Bom Sarinah
Menurut sejumlah saksi mata, setidaknya ada enam ledakan yang menghantam pusat bisnis di Jakarta Pusat tersebut. Wartawan Aljazeera, Step Vaessen, yang melaporkan dari tempat kejadian, menyebutkan satu pos polisi dihancurkan dengan granat, selanjutnya terjadi adu tembak antara pelaku serangan dan anggota kepolisian.
"Kami meminta seluruh warga negara Singapura yang berada di Jakarta segera melaporkan keberadaannya di Kementerian Luar Negeri," kata Balakrishnan, sebagaimana dikutip Straits Times.
Dalam keterangannya kepada media, Balakrishnan menjelaskan bahwa warga negaranya aman di Jakarta. "Kedutaan besar kami telah memeriksa daftar warga Singapura di Jakarta. Tidak ada warga negara kami yang menjadi korban ledakan bom."
Sebelumnya, Balakrishnan mengunjungi Jakarta selama dua hari untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dia meninggalkan Jakarta pada Rabu, 13 Januari 2016.
Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Singapura sangat terkejut atas terjadinya multiledakan di Jakarta yang menewaskan sejumlah warga sipil tak berdosa. "Kami mengutuk serangan ini dan menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga korban. Kami mendukung upaya pemerintah Indonesia menyeret pelaku ke meja hijau," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura.
STRAIT TIMES | ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN