TEMPO.CO, New York - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menyambut inisiatif Indonesia di Perserikatan Bangsa-bangsa terkait Pembangunan Pasca-2015. Ia juga menyampaikan apresiasinya atas kepemimpinan Indonesia dalam penyelenggaraan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60, di Jakarta, April 2015 lalu.
Kepemimpinan Indonesia ini, kata Mohammad, menjadi kunci bagi anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mencari penyelesaian secara damai berbagai konflik di negara anggota OKI, seperti di Timur Tengah.
Dalam rilisnya, Kamis 24 September 2015, Javad Zarif menjelaskan bahwa setiap pertemuan kedua negara selama ini selalu memberikan perhatian tinggi terhadap perkembangan politik dan keamanan di Timur Tengah.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi, menekankan pentingnya upaya dialog dan diplomasi dalam penyelesaian berbagai masalah di Timur Tengah, termasuk masalah Syria. “Iran sepakat dengan Indonesia bahwa inclusive dialogue yang melibatkan semua pihak, baik internal maupun eksternal yang terkait dalam penyelesaian masalah Syria, bersifat penting,” kata Retno dalam siaran pers tersebut.
Pada pertemuan di sela pertemuan Majelis Umum PBB, kedua menteri dijadwalkan membahas isu prioritas, termasuk kerjasama perdagangan, investasi dan kerjasama dalam bidang energi.
Keduanya juga menyepakati rencana kunjungan delegasi Indonesia ke Teheran pada Oktober 2015 mendatang. Rencana kunjungan tersebut dinilai sebagai langkah awal meningkatkan kerjasama kedua negara pasca-ditandatanganinya Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Pada kunjungan Oktober mendatang, kedua menteri juga akan menjajaki pembentukan joint business council. “Sebagai negara sahabat, Iran mengundang menteri dan pengusaha Indonesia untuk ke Teheran untuk mempererat kerja sama dan memanfaatkan berbagai peluang kerja sama ekonomi yang saat ini ada di Iran,” kata Mohammad.
ARKHELAUS WISNU