TEMPO.CO , London - Serangan pesawat tanpa awak angkatan udara Inggris (RAF) di Suriah membunuh tiga milisi Islamic State (dikenal dengan sebutan ISIS), dua di antaranya berkewarganegaraan Inggris.
Seperti dilansir Daily Mail pada 7 September 2015, serangan semacam ini merupakan yang pertama kali dilakukan Inggris.
Di hadapan para anggota parlemen, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan serangan pesawat nirawak di Raqqa, Suriah, pada 21 Agustus 2015, telah menewaskan Reyaad Khan dan Ruhul Amin. Keduanya tewas ketika dalam perjalanan menggunakan kendaraan.
"Dalam tindakan mempertahankan diri... Reyaad Khan tewas dalam serangan udara tepat yang dilakukan pada 21 Agustus oleh pesawat tak berawak RAF saat ia menaiki kendaraan di Raqqah, Suriah," kata Cameron kepada parlemen.
Cameron mengatakan Khan merencanakan serangan "khusus dan kekerasan" di Inggris. Serangan terhadap kelompok militan itu, kata dia, adalah sah secara hukum dan dilakukan setelah berdiskusi dengan pengacara negara.
"Milisi kedua warga Inggris yang berada dalam kendaraan itu, Ruhul Amin, turut tewas, tapi tak ada orang sipil yang terluka," katanya.
Cameron juga mengatakan mendukung tindakan Inggris melebarkan kampanye pengeboman anti-IS ke Suriah serta Irak. Tapi ia menegaskan akan meminta persetujuan parlemen untuk melakukannya.
"Saya percaya ada alasan kuat untuk Inggris mengambil bagian dalam serangan udara itu," katanya.
Khan ialah pemuda berusia 21 tahun kelahiran Cardiff, Wales. Adapun Amin berasal dari Aberdeen, Skotlandia.
DAILY MAIL | YON DEMA