TEMPO.CO , Pyongyang: Senyum lenyap dari bibir pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Semua orang di sekitarnya tegang saat sang pemimpin mereka inspeksi mendadak ke lahan peternakan Taedonggang Terrapin di luar kota Pyongyang, Senin, 18 Mei 2015.
Kim Jong-un murka saat menyaksikan pengelolaan lahan pengembangbiakan kura-kura air tawar (terrapin) dan lobster yang merupakan makanan mewah di negara itu.
"Manifestasi dari ketidakmampuan, cara berpikir yang ketinggalan zaman dan gaya kerja yang tidak bertanggung jawab," kata laporan resmi pemerintah mengutip pernyataan Kim Jong-un.
Menurut Kim Jong-un, para petani gagal mencermati cuaca sehingga pengembangbiakan kura-kura air tawar dan lobster tidak sesuai harapan. Padahal keduanya menjadi makanan yang dibanggakan dalam peringatan 70 tahun Partai Pekerja Korea, partai penguasa Korea Utara.
Sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa memberlakukan sanksi ekonomi kepada Korea Utara, kura-kura termasuk lobster tidak lagi dapat diekspor. Korea Utara terpaksa menyediakan sendiri makanan jenis itu.
Di masa kepemimpinan Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un, peternakan Taedonggang Terrapin mendapat perhatian khusus. Kim Jong-il pernah mengunjungi peternakan ini tahun 2011 untuk mendorong rakyatnya makan kura-kura air tawar itu karena dagingnya memiliki kandungan gizi yang baik.
Menurut Kim Jong-un, para pekerja di tempat itu telah gagal menunjukan rasa hormat yang pantas pada mantan pemimpin negara dan ayahnya Kim Jong Il. Ia pun memerintahkan dilakukan penelitian intensif untuk memastikan tentang akurasi prediksi cuaca dalam jangka pendek, menengah dan panjang serta pertukaran teknologi dengan berbagai negara di dunia.
INDEPENDENT | CNN | RODONG SINMUN | MECHOS DE LAROCHA