TEMPO.CO, Bamako - Mauritania menutup perbatasannya dengan Mali setelah seorang bocah Mali berusia 2 tahun meninggal akibat terinfeksi ebola setelah mengunjungi Guinea pekan ini.
Mengutip laporan Reuters, Ahad, 26 Oktober 2014, Limame Ould Deddeh, kepala medis di Kobenni, wilayah perbatasan Mauritania dengan Mali, mengatakan pemerintah pusat telah memerintahkan penutupan seluruh jalur darat. Pasar mingguan yang biasa digelar di wilayah ini juga ditiadakan.
Sebelumnya, Presiden Mali Ibrahim Baobacar Keita mengatakan negaranya tidak akan menutup perbatasan dengan Guinea meski balita yang menjadi korban ebola pertama di negara tersebut diduga kuat terinfeksi saat ia berada di Guinea. (Baca: Cara Nigeria Melawan Ebola)
Bocah perempuan itu dinyatakan meninggal pada Jumat, 24 Oktober 2014, di Kota Kayes, yang berbatasan dengan Mauritania dan Senegal. Badan Kesehatan Dunia (WHO) khawatir, dalam perjalanan bus yang dilakukan bocah ini, ada orang lain di sekitarnya yang tertular. Namun, sangat sulit untuk melacak orang-orang yang melakukan kontak dengannya selama perjalanan.
Meski kematian pertama akibat ebola di Mali ini cukup membuat warga khawatir, BBC melaporkan bahwa aktivitas di ibu kota Bamako masih berjalan normal. (Baca: WHO: 7 dari 10 Pasien Ebola Tewas)
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS | BBC
Terpopuler
Pemilu Ukraina, Tiga Wilayah Tak Ikut Serta
Inggris Akhiri Operasi Tempur di Afganistan
Ebola Diperkirakan Berkembang Cepat