TEMPO.CO, Freetown - Seorang dokter yang bertugas di Sierra Leone dilaporkan meninggal setelah positif terinfeksi ebola. Padahal, dokter bernama Sahr Rogers itu baru akan dievakuasi dari Sierra Leone untuk menerima perawatan di Universitas Medical Centre Hamburg Eppendorf, Jerman, pada Rabu, 27 Agustus 2014.
"Klinik yang sempat merawat Rogers tidak menggunakan obat eksperimental ebola, ZMapp. Mereka hanya memberikan obat penurun demam dan menjaga asupan cairan," kata dr. Stefan Schmiedel, dokter yang melakukan pemantauan, seperti dilaporkan The Guardian, Rabu, 27 Agustus 2014.
Penasihat Presiden Sierra Leone, Ibrahim Ben Kargbo, mengatakan Rogers adalah salah satu dokter terbaik yang bekerja di rumah sakit di Kenema. Rogers terinfeksi saat bekerja di rumah sakit itu sebagai konsultan. (Baca: WHO Tutup Laboratorium Ebola di Siera Leone)
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk menarik petugas kesehatan dari Sierra Leone setelah Rogers positif terinfeksi ebola. Penarikan itu dilakukan karena WHO ingin pekerja kesehatan tetap terjamin keselamatannya.
"Tenaga kesehatan sangat penting untuk melawan ebola. Kabar bahwa pekerja kesehatan juga mulai terinfeksi akan menyebabkan relawan internasional lainnya takut untuk memberikan bantuan," kata juru bicara WHO, Christy Feig.
Sejauh ini, sedikitnya 120 petugas kesehatan meninggal akibat tertular ebola. Sebelumnya, seorang dokter di Liberia juga meninggal karena ebola setelah diberikan perawatan dengan ZMapp.
RINDU P. HESTYA | THE GUARDIAN
Berita Lain:
Lawan Rokok, Bloomberg Sumbang Rp 385 Triliun
Surat Terakhir James Foley untuk Keluarganya
Seribu Lebih Anak di Inggris Diperkosa dan Dijual