Selama penahanan, anak-anak ini dicekoki dengan materi-materi Islam radikal. Setiap hari mereka diajarkan tentang apa itu jihad, jenis-jenis jihad, dan bagaimana jihad itu dilakukan. Tak hanya itu, mereka juga dipaksa menonton video sejumlah aksi pemenggalan dan bom bunuh diri serta video yang menampilkan militan Sunni yang tengah meledakkan faslitas ibadah milik kaum Syiah.
Suatu pagi, dua remaja dari Tunisia dan Yordania mengatakan kepada Lawand bahwa mereka akan bertempur di Kobani yang merupakan tanah kelahiran Lawand. Kemudian saat mereka kembali, remaja Yordania menunjukkan sejumlah luka yang diterimanya dalam pertempuran itu.
Anak-anak memang dimanfaatkan oleh ISIS untuk menyampaikan propagandanya. Dalam propaganda ini, ISIS mengklaim bahwa anak-anak itu juga menginginkan berdirinya sebuah negara Islam. “Mereka punya impian dan impian mereka adalah untuk mendirikan negara Islam,” kata salah satu pemimpin ISIS dalam video yang mereka rilis Juli lalu.
ANINGTIAS JATMIKA | THE DAILY BEAST
Terpopuler
Perusahaan Belanda Menang Tender Cari MH370
Pria Berjanggut Dilarang Naik Bus di Xinjiang
Arab Saudi Biayai Tentara Libanon Rp 14 Triliun