TEMPO.CO, New York - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mempertimbangkan rancangan resolusi mengenai jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah timur Ukraina yang menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.
Isi draf resolusi itu, seperti dilansir Malaysia Insider, Senin, 21 Juli 2014, antara lain pernyataan "mengutuk jatuhnya pesawat MH17 yang diduga ditembak di kawasan udara Ukraina dan mengakibatkan 298 nyawa hilang sia-sia. Dewan Keamanan PBB dalam draf resolusinya menuntut adanya pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu."
Rancangan resolusi itu juga memprotes adanya keterbatasan akses ke lokasi kejadian dan dugaan adanya penghilangan bukti kecelakaan pesawat oleh kelompok bersenjata setempat. Resolusi juga meminta kepada kelompok bersenjata setempat untuk menahan diri dari setiap tindakan yang dapat membahayakan. (Baca:Buka Akses ke MH17, Pemberontak Ajukan Syarat)
Ukraina dan beberapa negara barat lainnya menuding Rusia adalah dalang dari jatuhnya pesawat MH17 itu. Mereka menganggap kelompok pro-Rusia di Ukraina lah yang menembak pesawat itu. Negara-negara Eropa Barat lainnya juga menganggap Rusia memecah belah negara Ukraina yang merupakan pecahan Uni Soviet itu.
Draf resolusi PBB telah dibagikan kepada 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB pada Sabtu, 19 Juli 2014. Sebanyak 28 warga negara Australia menjadi korban dalam jatuhnya pesawat MH17. (Baca:Investigator Belum Bisa Masuk Lokasi Jatuhnya MH17)
Mengenai milisi Pro-Rusia sebagai pelaku penembakan misil ke MH17 dibantah oleh Moskow. Justru Moskow menuding Ukraina yang harus bertanggung jawab atas peristiwa itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat kemarin mengatakan Rusia menyediakan alat persenjataan yang memungkinkan pesawat MH17 ditembak oleh sebuah rudal canggih.
Sedangkan Duta Besar Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant melalui akun Twitternya pada Ahad, 20 Juli 2014 meminta akses penuh bagi penyidik untuk menyelidiki jatuhnya pesawat. "Penyidik harus mendapatkan akses secara penuh ke lokasi kecelakaan MH17 dan serpihan korban diperlakukan dengan martabat," kata Mark. (Baca:Milisi Klaim Rekaman Data MH17 Dikirim ke ICAO)
Di Den Haag, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan membantu mengambil jenazah dan kotak hitam dari Ukraina yang dikuasai pemberontak. dikuasai pemberontak. Putin juga telah berjanji dengan Rutte akan memberikan akses yang tak terbatas untuk investigasi jatuhnya pesawat MH17. (Baca:Milisi Diduga Incar Pesawat Putin, Bukan MH17)
MALAYSIAN INSIDER | REZA ADITYA | MARIA RITA
Baca juga:
PKS Masih Yakin Prabowo Menang
Pemudik Dialihkan ke Jalur Tengah dan Selatan
Hasil Pilpres Tentukan Laju Obligasi
Kasus Karawang, KPK Didesak Usut Agung Podomoro