TEMPO.CO, Washington - Presiden Uruguay Jose Mujica mengadakan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Gedung Putih, Senin, 12 Mei 2014. Dalam perbincangan itu, Mujica meminta Amerika Serikat untuk menjadi negara bilingual, terkait banyaknya imigran di Negeri Abang Sam itu.
"Kami masuk dalam sebuah benua di mana bahasa ibu kami lebih kurang adalah bahasa Spanyol. Kami memerlukan banyak waktu untuk belajar bahasa Inggris. Anda harus menjadi negara billingual..., karena wanita Latin sangat suka orang yang bisa berbahasa Spanyol dan Portugis," kata Mujica sambil bercanda, seperti dilaporkan oleh Reuters.
Obama memang mendorong reformasi imigrasi yang luas di Amerika Serikat dan meminta imigran gelap untuk belajar bahasa Inggris, membayar denda, dan mematuhi sanksi lainnya. Namun, perintah ini terhenti saat diproses oleh parlemen AS.
Mujica juga membahas tentang bahaya merokok yang telah membunuh 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. "Korbannya lebih banyak dari Perang Dunia I dan II," kata Mujica.
Dalam perbincangan itu, Obama sempat memuji Mujica tentang cara kepemimpinannya. "Saya senang melakukan diskusi dengan Presiden Mujica. Saya juga terkesan dengan kemajuan di Uruguay di bawa kepemimpinannya," kata Obama di hadapan wartawan.
Obama juga menjelaskan bahwa Mujica juga tertarik untuk memperdalam obligasi reksa negara mereka masing-masing. Obama menilai ini adalah kesempatan yang baik untuk mempererat hubungan AS dengan Uruguay dalam sektor perdagangan.
RINDU P HESTYA | REUTERS
Berita Lain:
Boko Haram Rilis Video Siswi yang Diculik
Boko Haram, Militan yang Haramkan Pendidikan
Daftar Kekejaman Boko Haram