Keputusan itu juga bakal menjadikan Uruguay sebagai negara transit narkoba dari tetangganya, seperti mariyuana dari Paraguay dan kokain dari Bolivia. “Kami sebagai negara memiliki tugas untuk memberikan jawaban secara spesifik kepada publik,” katanya.
Anggota oposisi lainnya, Alfredo Solari, juga mengecam keputusan tersebut. Menurut dia, pemerintah telah menjadi rakyat Uruguay sebagai kelinci percobaan dalam perang melawan narkoba. “Keputusan itu tidak menghormati etika dalam bereksperimen terhadap manusia,” katanya. Para kritikus kebijakan itu juga tidak yakin legalisasi itu bakal menekan bandar narkoba.
Legalisasi itu diyakin hanya akan meningkatkan konsumsi ganja bagi warga Uruguay. Saat ini, berdasarkan laporan pemerintah, delapan persen warga Uruguay mengkonsumsi ganja secara rutin.
Uruguay dikenal sebagai salah satu negara paling aman dan paling liberal di Amerika Selatan. Negara berpenduduk 3,3 juta orang itu juga dikenal memiliki jumlah kejahatan narkotik yang jauh lebih rendah ketimbang negara tetangganya, seperti Kolombia atau Bolivia. Berdasarkan poling, 58 persen warga Uruguay menolak legalisasi ganja, turun dari 68 pada bulan lalu.
REUTERS | BBC | DIMAS SIREGAR
Baca juga:
Mahasiswi Korban Bintaro Akhirnya Meninggal
Di KPK Atut Bak Bawang Merah, Airin 'Bawang Putih'
Selesai di KPK, Airin Akan Kunjungi Korban Bintaro
Ahmad Dhani Akhirnya Balas Twit Farhat Abbas
Kisah Mistis di Seputar Lintasan Kereta Bintaro