TEMPO.CO, Washington - Departemen Pertahanan Amerika Serikat alias Pentagon mengumumkan pembatalan pembelian 15 helikopter asal Rusia senilai US$ 345 juta atau Rp 4,8 triliun, Kamis, 14 November 2013. Keputusan ini diambil setelah Kongres AS menentang pembelian helikopter jenis Mi-17 buatan pabrik Rosobonoroexport.
Parlemen AS beralasan perusahaan pelat merah Rusia itu juga menjual senjata kepada pemerintahan Suriah di bawah Bashar al-Assad yang kini tengah berseteru dengan kelompok pemberontak. Padahal helikopter itu sedianya akan diberikan kepada Angkatan Udara Afganistan sebagai bagian bantuan militer.
“Setelah berkonsultasi mengenai anggaran dengan anggota Kongres, kami memutuskan untuk membatalkan program ini,” kata juru bicara Pentagon, Maureen Schumann, melalui e-mail kepada Reuters.
Sebelumnya, seorang pejabat senior Pentagon membela perjanjian bisnis dengan Rosoboronoexport. Dia menyebut perjanjian itu adalah langkah tercepat untuk mempersiapkan Angkatan Udara Afganistan jika militer AS meninggalkan negara itu pada akhir 2014.
Langkah ini disambut gembira anggota Kongres dari kedua partai. Senator John Corny dari Texas menyatakan keputusan Pentagon sangat tepat. “Kita tidak boleh mensubsidi rezim perang Assad,” ujar politikus asal Partai Republik ini dalam pernyataannya.
Adapun Senator Richard Blumenthal asal Connecticut menyatakan kesenangannya karena Kementerian Pertahanan bersedia mengubah keputusan yang dinilai salah. “Saya berharap di masa depan, militer AS akan memilih membeli perlengkapan militer dari dalam negeri,” tutur politikus asal Partai Demokrat itu. Connecticut merupakan basis industri helikopter Sikorsky Aircraft, anak perusahaan dari United Technologies Corp.
L REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI