TEMPO.CO, New York - Mantan serdadu Israel yang ditawan Palestina, Gilad Shalit, akan menemani penerbangan imigran baru dari Amerika Serikat ke Israel. Mereka, termasuk 106 anak-anak, meninggalkan New York ke Israel pada hari Senin.
Mereka menaiki pesawat carteran El Al dari John F. Kennedy Airport. Imigran baru ini terdiri atas 41 keluarga dengan jumlah keseluruhan 231 orang.
Upacara penyambutan aliyah bagi 990 anak imigran akan dilakukan di Israel pada Selasa, pukul 07.00. Aliyah adalah imigrasi Yahudi dari diaspora ke tanah Israel, yang merupakan salah satu prinsip paling dasar dari ideologi Zionis. Tindakan yang berlawanan, emigrasi dari Israel, disebut sebagai yerida.
Kembali ke Tanah Suci telah menjadi aspirasi banyak orang Yahudi. Imigrasi besar-besaran dimulai pada tahun 1882. Sejak berdirinya Israel pada tahun 1948, lebih dari 3 juta orang Yahudi dari lebih 90 negara telah tiba di Israel.
Bulan lalu, Hamas mengunggah video yang menunjukkan Shalit bersiap-siap untuk dibebaskan. Video 38 detik itu menunjukkan Shalit mengancingkan baju baru, mengikat sepatu dan keluar dari kursinya diapit oleh prajurit Hamas.
Video juga menunjukkan foto orang Israel lainnya yang diculik dan dibunuh oleh Hamas dan berakhir dengan kata-kata dalam bahasa Arab, "Kami mulai untuk mencapai tujuan, dan kami akan mencapainya pada akhirnya."
Video ini dibuat oleh Iz al-Din al-Qassam, sayap militer Hamas.
Shalit adalah satu-satunya anggota dari tiga orang awak pesawat yang selamat dari serangan lintas-perbatasan pada tanggal 25 Juni tahun 2006. Hamas menangkapnya dan menyembunyikannya di Gaza. Ia dibebaskan pada 2011 setelah kesepakatan dengan Hamas dalam pertukaran dengan 1.027 tahanan.
HAARETZ | TRIP B