TEMPO.CO, SEOUL Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengumumkan pemecatan juru bicarannya, Yoon Chang-jung, Jumat 10 Mei 2013. Melalui juru bicaranya, Lee Nam-ki, Park menyatakan bahwa pemecatan Yoon dipicu oleh tindakan asusila,"Yang sangat merusak citra negara."
Pemecatan ini seiring kepulangan mendadak pria 56 tahun itu dari kunjungan delegasi pemerintah Korea Selatan ke Washington pekan ini. Media Korea Selatan melaporkan Yoon meninggalkan Amerika Serikat dengan terburu-buru hingga ia tidak sempat mengemasi barang-barangnya di kamar hotel.
Keberadaan Yoon pun kini tidak diketahui.
Wartawan Korea Selatan yang menemani kunjungan kenegaraan Presiden Park melaporkan bahwa tuduhan pelecehan seksual dilakukan Yoon terhadap pekerja magang di Kedutaan Korea Selatan di Washington. Tindak pelecehan itu terjadi saat Yoon tengah mabuk. Kepada polisi di Washington, korban menyatakan Yoon meremas pantatnya tanpa izin.
Skandal ini mencoreng citra Park serta kredibilitas pemerintah di mata rakyat. Pasalnya, banyak pihak termasuk oposisi sejak awal menolak penunjukkan Yoon sebagai juru bicara presiden. Yoon, bekas wartawan dan kolumnis politik itu dikenal sebagai tokoh yang kasar. Ia kerap menyerang lawan politik Park sebagai "pelacur politik."
Namun Park bergeming menghadapi penolakan tersebut. Ia berkukuh menempatkan Yoon sebagai juru bicara kepresidenan. "Park seharusnya introspeksi atas penunjukkan Yoon dan meminta maaf kepada rakyat," ujar Kim Kwan-young, juru bicara oposisi, Partai Demokratik.
L THE NEW YORK TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI