TEMPO.CO, Paju - Kepolisian Korea Selatan, Senin, 22 Oktober 2012, melarang para aktivis menyebarkan brosur berisi permusuhan di perbatasan, menyusul ancaman Pyongyang pekan lalu. Negeri itu akan menyerang jika brosur itu tetap disebarkan aktivis.
Polisi dan pasukan keamanan terpaksa memblokir jalanan jalur cepat menuju ke kawasan demiliterisasi yang memisahkan kedua negara. Aparat keamanan juga mencegah para aktivis menaikkan balon udara dengan membawa bahan-bahan penolakan terhadap Pyongyang.
Korea Utara, Jumat, 19 Oktober 2012, mengeluarkan peringatan bahwa negerinya bakal melancarkan serangan ke kawasan dekat perbatasan jika para aktivis tetap membandel mengedarkan brosur permusuhan.
"Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak pagi ini bangun (tidur) dan mendapati anak (pemimpin Korea Utara Kim Jong-un) ketakutan dan memutuskan menghentikan kami," kata pelaksana aksi penyebaran brosur, Pak Sang-hak, saat dihentikan polisi di jalan tol.
Pembelot dan aktivis anti-Korea Utara secara rutin menaikkan balon udara di perbatasan dengan membawa material propaganda untuk disebarkan ke dalam wilayah Utara melalui perbatasan.
Ancaman serangan militer dinyatakan sangat jelas dalam beberapa bulan terakhir ini dan untuk pertama kalinya sejak Kim Jong-un, 28 tahun, memegang tampuk kekuasaan Korea Utara, Desember 2011.
Menanggapi pernyataan Utara, Korea Selatan tak kalah sigap. Negeri Ginseng itu membalasnya dengan mengeluarkan komunike bahwa negerinya siap membalas serangan Utara. Kedua negara pernah terlibat perang pada 1950-1953, yang terhenti karena gencatan senjata. Meski demikian, saling ancam ini menimbulkan ketegangan di perbatasan kedua negara. Korea Utara pernah menembakkan misil ke kepulauan Korea Selatan pada 2010, menyebabkan sejumlah penduduk sipil tewas.
REUTERS | CHOIRUL
Berita terpopuler lainnya:
Anak Bungsu Ghadafi Terbunuh?
Malala Yousafzai Sadar dari Koma
Menggendong Bayi Sambil Mengayuh Becak
Jalani Terapi, Wajah Gadis Ini Jadi Berewokan
Menlu Marty Melayat Raja Kamboja, Norodom Sihanouk
Tak Sediakan Bokong Ayam, Istri Diadili
Nama Malala Jadi Nama Akademi