TEMPO.CO , London - Militer Amerika Serikat yakin, setelah mendapatkan laporan rahasia, Taliban yang didukung oleh Pakistan akan segera mengambil alih kekuasaan di Afganistan.
Keyakinan itu didasarkan juga atas rencana NATO menarik pasukannya dari sana. Demikian laporan koran Britain's Times of London, Rabu, 1 Februari 2012. "Banyak rakyat Afganistan siap menerima kehadiran Taliban," tulis koran itu.
Selanjutnya, mengutip keterangan sejumlah pejabat, Britain's Times of London menguraikan, "Keberadaan pasukan NATO di sana tak lama lagi, sehingga Taliban siap menancapkan kuku kemenangannya."
The Times melanjutkan markas angkatan udara militer Amerika Serikat di Bagram menerima "informasi yang sangat berkelas" dari sejumlah pejabat tinggi NATO bulan lalu.
Seluruh pasukan asing yang dipimpin Amerika Serikat dijadwalkan akan meninggalkan Afganistan pada akhir 2014. Selanjutnya kendali keamanan diserahkan kepada militer Afganistan. Peluang ini dimanfaatkan betul oleh Taliban untuk kembali menguasai Afganistan yang pernah digenggam. Namun kekuasaan itu lepas setelah Amerika Serikat dan sekutunya menyerbu Afganistan pada 2001.
Dalam dokumen rahasia yang diperoleh The Times dan BBC disebutkan dinas rahasia Pakistan (ISI) memberikan pelatihan langsung terhadap penyerangan pasukan asing. Namun keterangan tersebut ditolak Islamabad.
Selama ini Washington dan sekutunya menuduh Taliban dan kelompok Islam garis keras melakukan kejahatan di kawasan terpencil di Pakistan barat dan utara.
"Temuan dokumen rahasia tersebut berdasarkan hasil introgasi terhadap 4.000 anggota Taliban dan Al-Qaidah," begitu menurut The Times.
Juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan Inggris tak bersedia berkomentar soal bocoran dokumen tersebut. Demikian juga para pejabat Afganistan dan Pakistan, semuanya bungkam ketika dimitan konfirmasinya.
Menurut PBB, kendati 100 ribu pasukan asing bercokol di Afganistan, angka kekerasan di negeri itu tak pernah surut bahkan kian memburuk sejak kehadiran Amerika Serikat dan sekutunya berada di Afganistan pada 2001.
"Para pemimpin senior Taliban secara rutin bertemu dengan personel ISI yang memberikan arahan tentang strategi perjuangannya," demikian salah satu butir bocoran rahasia yang diterima The Times.
REUTERS | CHOIRUL