TEMPO.CO , KUALA LUMPUR:-- Hari ini, nasib Anwar Ibrahim, pemimpin oposisi Malaysia, dipertaruhkan. Jika Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur memutuskan Anwar bersalah atas tuduhan sodomi, hukuman maksimal 20 tahun penjara telah menanti. Selain itu, karier politik pria 64 tahun tersebut dipastikan tamat.
"Saya berharap yang terbaik, keadilan akan menang. Tapi saya juga siap untuk yang terburuk," kata Anwar kemarin. Untuk itu, ia meminta para pendukung maupun warga Malaysia tetap berfokus pada pemilihan umum yang akan segera digelar. "Pastikan Anda siap dan mengubah pemerintahan," ujar Anwar.
Selama sepekan terakhir, Anwar melakukan kunjungan ke beberapa negara bagian Malaysia. Kunjungan ini terutama untuk bertemu dengan para pendukung yang berjanji akan hadir saat hakim Mohamad Zabidin Diah mengumumkan putusan Anwar. Polisi Malaysia mempersilakan sekitar 100 ribu pendukung Anwar berdemo di depan pengadilan.
Bagi Anwar, tuduhan sodomi yang diajukan oleh asisten pribadinya, Mohd. Saiful Bukhari Azlan, pada 2008, bukanlah hal baru. Sebelumnya, pada 2000, Anwar divonis bersalah melakukan sodomi terhadap sopir pribadinya, Azizan Abu Bakar. Ia dihukum sembilan tahun penjara, tapi dibebaskan pada 2004.
Namun mantan Deputi Perdana Menteri pada rezim Mahathir Mohammad ini membantah melakukan tindakan yang dilarang dalam hukum Islam itu. Ia menuding pemerintah Malaysia sengaja merekayasa kasus itu untuk mencoreng citranya. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak hingga kini membantah tudingan bahwa pihaknya merekayasa kasus tersebut.
Pada kasus yang tengah disidangkan ini, Anwar beberapa kali menuding saksi korban memiliki hubungan asmara dengan jaksa. Tapi hakim mengabaikan pernyataan Anwar. Perjalanan sidang ini juga menarik perhatian dunia internasional. Selain organisasi penggiat hak asasi manusia, Amnesty International, 50 anggota parlemen Australia menulis surat kepada pemerintah Malaysia agar sidang ini dihentikan.
L AP | CHANNEL NEWS ASIA | THE STAR | SITA PLANASARI A