Mansion itu dibangun lima tahun lalu dengan dinding setinggi tiga meter. Rumah itu delapan kali lebih besar dari tetangganya. Warga sekitar sering membakar sampah-sampah dari rumah mewah tersebut.
Di tempat persembunyian ini, tak ada telepon, tak ada televisi, dan internet. Ada banyak jendela dan akses keluar dari mansion tersebut. Ke rumah inilah 20-25 anggota pasukan US Navy Seal menyerbu.
Seorang pejabat Amerika menyatakan rumah ini telah dipantau intelijen Amerika beberapa bulan lalu. Intelijen mendapat informasi pekan lalu bahwa pemimpin Al-Qaidah itu bersembunyi di rumah itu setelah lari dari persembunyian sebelumnya di sebuah gua di Afganistan.
Pejabat itu menceritakan dua helikopter Amerika menyerbu ke kompleks pada pukul 01.30 dan 02.00 Minggu pagi. Di bawah komando dari Komando Operasi Khusus Bersama antara Angkatan Laut yang bekerja sama dengan CIA, mereka membunuh bin Ladin dan semua orang yang mengawalnya.
Putra Usamah dan dua orang kurirnya ikut tewas. Dilaporkan salah seorang wanita digunakan sebagai perisai oleh salah satu pengawal bin Ladin. Pejabat itu menyebut bin Ladin ikut memegang senjata dan terlibat dalam pertempuran.
Dilaporkan pula, salah satu helikopter Amerika rusak, tapi tidak jatuh. Jenazah bin Ladin kemudian diterbangkan dan uji DNA memastikan bahwa identitas pria berusia 54 tahun itu benar adalah Usamah.
Pejabat itu mengatakan meski Obama menyebut operasi itu merupakan kerja sama Amerika dengan Pakistan, tapi tak ada satu anggota pasukan Pakistan pun yang dilibatkan dalam penyerbuan. "Hanya personel Amerika yang terlibat dalam serangan itu," katanya.
ABC | YR