Kontrol keamanan selanjutnya akan diambil alih korps marinir Amerika Serikat.
Inggris mengalami masalah tersulit di daerah itu setelah kehilangan banyak serdadunya. Sejak invasi militer ke Afganistan 2001 dipimpin Amerika Serikat, serdadu Inggris yang tewas mencapai 337 orang. Kendati demikian, Menteri Pertahanan Inggris Dr Liam Fox tetap bangga dengan prestasi para serdadunya.
Dia katakan, Sangin di provinsi Helmand adalah "kawasan di Afganistan yang sangat menantang."
"Pengorbanan kami sangat tinggi dan kami tak akan pernah melupakan banyak pasukan Inggris gugur demi keberhasilan misi internasional," katanya.
Pasukan Inggris dtempatkan di Sangin sejak 2006. Dalam kesepakatan yang diumumkan Juli lalu, keberadaan mereka selanjutnya diambil alih oleh militer Amerika Serikat.
Wartawan BBC di Kabul, Ian Pannell, melaporkan kini bendera Union Jack (United Kingdom) di sana berkibar lebih rendah daripada bendera Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan tersebut secara praktis sudah diserahkan ke negeri Paman Sam.
Dia katakan, saat ini 1000 anggota dari 40 pasukan komando siap meninggalkan kawasan, namun pengambilalihan akan berlangsung efektif pada pekan depan.
Menurutnya, ini peristiwa "monumental" bagi Inggris. Sangin merupakan daerah yang paling berbahaya di Helmand, Afganistan.
Belum lama ini dalam kunjungannya ke sana, dia menyaksikan pertempuran sengit yang melibatkan tentara Amerika Serikat dan Afganistan, serta jatuhnya korban sipil.
Semenara itu, juru bicara kementerian pertahanan Mayor Jenderal Gordon Messenger, sekaligus bekas komandan satuan tugas pasukan Inggris di Helmand, bersikeras menyatakan bahwa penyerahan tanggung jawab tersebut bukanlah sebuah pernyataan kekalahan.
"Keberadaan pasukan Inggris di sana diserahterimakan kepada marinir Amerika Serikat. Dalam kondisi seperti itu kehadiran pasukan keamanan masih terus diperlukan di Sangin," ujarnya. "Kami melihat kenyataan dan perkembangan positif di sana," tambahnya.
Sejak invasi militer 2001, jumlah pasukan Inggris yang tewas di Afganistan mencapai 337 orang, setelah dua serdadu dari kesatuan Queen's Royal Lancers dan Royal Engineers tewas dalam sebuah insiden ledakan bom pada 18 September.
BBC | CHOIRUL