Sungai Tisza yang merupakan sungai kedua terbesar di Hungaria meluap hingga setinggi 7 meter sejak akhir minggu. Ini akibat salju yang meleleh sangat cepat dan hujan deras selama dua minggu di wilayah sekitar perbatasan Ukraina.
Pemerintah Hungaria mengumumkan wilayah di sekitar sungai Tisza itu dalam keadaan bahaya. Sejak Selasa (6/3) hingga Kamis (8/3), sudah lebih 9 ribu jiwa dievakuasi dari wilayah itu. Banjir itu menyerang 8 desa di sekitar sungai Tisza–Takos, Csarda, Marokpapi, Jand, Gulacs, Tivadar, Tarpa dan Hete-Fejercse- yang jaraknya sekitar 300 km luar Kota Budapest.
Banjir itu diperparah akibat bobolnya tanggul sepanjang 500 meter. Tanggul berusia 100 tahun itu terletak diantara Desa Tarpa dan Tivadar yang berbatasan langsung dengan Ukraina dan Rumania. Hal yang sama pernah terjadi 20 tahun silam.
Sekitar 25 ribu orang rumahnya tergenang air dengan ketinggian sekitar 10 meter. Ini merupakan yang tertinggi setelah 150 tahun. Para pengungsi yang sebagian besar adalah petani ini terpaksa diinapkan di sejumlah sekolah, gedung-gedung kesenian dan Balai Rakyat. Sekitar seratusan orang yang diperkirakan menderita sakit kronis diangkut dengan truk ke rumah sakit.
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, mengatakan, pemerintah telah meyisihkan dana sebesar 800 juta Forint (Rp 24 miliar) untuk membantu para korban. Bahkan, seandainya dana itu kurang, menurut Orban pihaknya akan mengambil dana dari cadangan anggaran belanja negara. “Pemerintah saat ini telah membentuk Komite Penanggulangan Krisis dan juga merencanakan untuk membuat persiapan bagi upaya penaggulangan jangka panjang,” ujar Orban.
Akibat banjir ini pemerintah Hungaria mengerahkan sekitar 300 personil kepolisian untuk membantu menjaga rumah-rumah yang kosong akibat di tinggal penghuninya, 2.000 tentaranya di sekitar perbatasan belum lagi sekitar 3.000 orang yang tergabung dalam Garda Bangsa dan sekitar 8.000 personil lainya yang terdiri dari dinas kebakaran, dinas irigasi dan tenaga sukarela.
Mereka dikerahkan untuk mengevakuasi dan mengisi kantong-kantong plastik dengan pasir. Kantong-kantong itu digunakan untuk membendung lajunya air. Pemerintah juga mengerahkan helikopter, truk-truk tentara, buldozer dan sejumlah peralatan berat lainnya.
Sementara itu, di Rumania sekitar 1.250 rumah terendam air, 130 jembatan rusak berat dan sekitar 8.000 hektar tanah dan sawah terendam air. Sedangkan di Ukraina, sekitar 2.000 jiwa terpaksa dieavakuasi, 2.290 rumah terlanda banjir, 115 jalan dan 4 sekolah serta satu rumah sakit tergenang air. Akibatnya tak ada listrik, gas maupun air bersih untuk diminum. Berdasarkan permintaan pemerintah Ukraina, pihak Hungaria telah membuka sementara waktu perbatasan di Desa NagyHodos untuk penduduk Ukraina yang harus mengungsi karena banjir. (Andree Priyanto, Budapest)