Ia menegaskan situasi hubungan diplomatik negaranya dengan Israel saat ini paling buruk sejak kedua pihak meneken perjanjian damai pada 1994. Ia mengaku awalnya sangat percaya Perdana Menteri Israel benjamin Netanyahu bisa membantu terwujudnya negara Palestina merdeka.
“Namun saya harus mengatakan selama 12 bulan terakhir apa yang saya saksikan di lapangan membuat saya benar-benar bimbang,” kata Abdullah dalam wawancara khusus yang dilansir surat kabar the Wall Street Journal hari ini.
Karena itu, ia menuntut Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama pekan depan menentukan batas waktu bagi negara Zionis itu untuk memulai kembali perundingan dengan Palestina.
Presiden Otoritas Palestina Mahmud Rida Abbas menolak berdialog sampai Israel menyetop pembangunan permukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Namun kenyataannya, Netanyahu mengizinkan 1.600 rumah baru berdiri di kota tua itu.
Wall Street Journal/Faisal Assegaf