Gempa itu menghancurkan Istana Nasional. Rumah sakit, sekolah, dan penjara terbesar roboh. Uskup Agung Joseph Serge Miot di ibu kota Port-au-Prince meningal dunia dan katedral roboh. Kantor PBB di ibu kota itu hancur dan pemimpinnya, Hedi Annabi dari Tunisia dan wakilnya Luis Carlos dari Brasil, hilang.
Gedung parlemen roboh. Pemimpin Senat, Kelly Bastien, terperangkap di dalam gedung. Ia sempat memberi tanda-tanda bahwa ia masih selamat terperangkap di dalam gedung, tapi sehari kemudian ia tidak lagi memberi isyarat.
Jazad korban masih tergeletak di mana-mana di Port-au-Prince. Presiden Rene Preval mengatakan ia mencemaskan ribuan orang tewas. Seorang senator, Youri Latortue, bahkan mengatakan mungkin korban tewas sampai 500 ribu orang. "Tapi terlalu dini memperkirakan jumlah korban," katanya.
Gempa juga memicu penjarahan. Begitu gempa selesai melanda, banyak orang masuk ke gedung roboh dan menjarah barang-barang di dalamnya. Warga di ibu kota berbondong-bondong ke wilayah pedesaan, tempat rumah kayu tidak banyak rusak.
Pesawat barang dengan muatan makanan, air, obat-obatan, tenda, dan anjing pelacak sudah tiba di Haiti.
AP/NURKHOIRI