TEMPO Interaktif, Flanders - Sekolah anak-anak muslim di wilayah utara Belgia dilarang memakai jilbab. Daerah Flanders yang masyarakatnya kebanyakan menggunakan bahasa Belanda ini, melarang "untuk memakai semua simbol-simbol agama dan filsafat" di semua sekolah, minggu lalu.
Sampai sekarang, masing-masing sekolah di Flanders memiliki hak untuk memutuskan apakah mengizinkan atau tidak penggunaan kerudung itu. Royal Athenaeum Hoboken adalah salah satu sekolah yang memberlakukan pelarangan itu. Tentu saja ini memicu protes siswa muslim di sana.
Kepala sekolah mengatakan larangan itu perlu karena siswa non-Muslim, atau siswa muslim yang tidak mengenakan jilbab, merasa di bawah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan mayoritas.
Mina Chebaa, dari Free Choice, sebuah kelompok perempuan yang menentang larangan, mengatakan anak-anak perempuan muslim di sekolah menyatakan rasa takut "dikucilkan" dan mempertimbangkan untuk belajar atau sekolah di rumah saja.
Hal berbeda di Belgia Selatan yang wilayahnya mayoritas menggunakan bahasa Perancis. Pemerintahnya lebih longgar dan tidak memaksakan keputusan itu. Mereka menyerahkan keputusan kepada sekolah masing-masing.
Di negara tetangga Belgia, yakni Prancis, tahun 2003 menerbitkan hukum yang melarang siswa sekolah umum mengenakan pakaian dan aksesoris dengan konotasi religius.
ITN| NUR HARYANTO