TEMPO.CO, Jakarta - Raja Spanyol Felipe VI dan pejabat tinggi pemerintah dilempari lumpur oleh sejumlah korban banjir yang marah. Insiden itu terjadi saat kunjungan pertama para pemimpin negara itu pada Minggu, 4 November 2024, ke pusat wilayah yang terkena dampak terparah.
Perdana Menteri Pedro Sánchez dievakuasi dari tempat kejadian, menurut penyiar Spanyol RTVE, saat rombongan pejabat negara itu mulai berjalan di jalan-jalan Paiporta yang tertutup lumpur. Paiporta adalah salah satu daerah yang paling parah terkena dampak di mana lebih dari 60 orang tewas dan ribuan rumah hancur.
Polisi berkuda puna harus turun tangan dengan menahan kerumunan. Beberapa puluhan orang melemparkan lumpur dan mengayunkan sekop serta tongkat dengan mengancam ke udara. "Keluar! Keluar!" dan "Pembunuh!" teriak kerumunan di antara hinaan lainnya. Pengawal membuka payung untuk melindungi para bangsawan dan pejabat saat para pengunjuk rasa melemparkan lumpur ke arah mereka.
Setelah dipaksa mencari perlindungan, Raja Spanyol Felipe VI, dengan bercak-bercak lumpur di wajahnya, tetap tenang dan melakukan beberapa upaya untuk berbicara dengan penduduk. Satu orang tampak menangis di bahunya. Dia menjabat tangan seorang pria.
Ini adalah insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi keluarga kerajaan. Keluarga Kerajaan Spanyol sangat berhati-hati dalam menciptakan citra seorang raja yang disukai oleh negara. Namun kemarahan publik atas penanganan krisis yang serampangan itu memuncak pada hari Minggu.
Ratu Letizia yang datang bersama Presiden regional Valencia Carlo Mazón juga berada dalam rombongan tersebut. Ratu juga berbicara kepada para wanita yang tangannya dan lengannya terkena lumpur.
“Kami tidak punya air,” kata seorang wanita kepada Ratu Letizia.