Protokol Nyamuk
CNN juga melaporkan topik serupa. Pasukan Israel memaksa warga Palestina untuk masuk ke dalam rumah-rumah dan terowongan yang berpotensi menjadi jebakan jebakan di Gaza, menggunakannya untuk menghindari bahaya bagi pasukan mereka. CNN melaporkan pada Kamis, 24 Oktober 2024, mengutip seorang tentara Israel dan lima mantan tahanan Palestina yang mengatakan bahwa mereka menjadi korban dari praktik ini.
Tentara tersebut mengungkapkan bahwa unitnya menahan dua orang Palestina dengan maksud untuk menggunakan mereka sebagai perisai manusia untuk menavigasi daerah berbahaya, menekankan bahwa praktik ini umum dilakukan oleh unit-unit Israel di Gaza.
"Kami menyuruh mereka memasuki gedung sebelum kami," katanya kepada CNN, seraya menambahkan bahwa "jika ada jebakan, mereka yang akan meledak dan bukan kami." Metode ini disebut sebagai "Protokol Nyamuk", menurut laporan tersebut.
CNN menyebutkan bahwa praktik yang dilakukan oleh IDF tidak diketahui secara luas. Meskipun demikian, kesaksian dari tentara dan lima warga sipil menunjukkan bahwa praktik tersebut tersebar luas di seluruh Jalur Gaza yang terkepung, terutama di Gaza utara, Kota Gaza, Khan Younis, dan Rafah.
Wawancara CNN dengan lima warga Palestina memverifikasi pernyataan tentara Israel tersebut. Masing-masing menceritakan bahwa mereka ditahan oleh pasukan Israel dan dipaksa untuk memasuki wilayah yang berpotensi berbahaya di depan pasukan tersebut.
Awal tahun ini, serangan udara Israel memaksa Mohammed Saad, 20 tahun, meninggalkan rumahnya di Jabalia, Gaza utara. Ketika tinggal di tempat penampungan sementara di dekat Khan Younis, Saad menceritakan bagaimana ia ditahan oleh pasukan Israel di dekat Rafah, ketika berusaha mendapatkan bantuan makanan untuk dirinya dan adik-adiknya.
Dia berkata, "Tentara membawa kami dengan sebuah jip, dan kami menemukan diri kami berada di dalam Rafah di sebuah kamp militer," dan menambahkan bahwa dia ditahan di sana selama 47 hari, dan selama waktu itu digunakan untuk misi pengintaian untuk menghindari tentara Israel.
"Mereka memakaikan kami seragam militer, memasangkan kamera pada kami, dan memberi kami pemotong logam," kata Saad. "Mereka meminta kami melakukan hal-hal seperti, 'pindahkan karpet ini,' dan mengatakan bahwa mereka sedang mencari terowongan. 'Rekamlah di bawah tangga,' kata mereka.
Jika mereka menemukan sesuatu, mereka akan menyuruh kami membawanya ke luar. Misalnya, mereka akan meminta kami untuk memindahkan barang-barang dari rumah, membersihkan di sini, memindahkan sofa, membuka lemari es, dan membuka lemari."