Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Investigasi Media: Militer Israel Gunakan Warga Palestina sebagai Perisai Manusia

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Tentara Israel mengikat warga Palestina ke jip militer saat penggerebekan di Jenin, dalam tangkapan layar dari sebuah video, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 22 Juni 2024. REUTERS/Reuters TV
Tentara Israel mengikat warga Palestina ke jip militer saat penggerebekan di Jenin, dalam tangkapan layar dari sebuah video, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 22 Juni 2024. REUTERS/Reuters TV
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Investigasi terbaru Haaretz menemukan bahwa pasukan pendudukan Israel secara rutin mengeksploitasi warga Palestina, termasuk anak-anak dan orang tua, sebagai perisai manusia, sebuah praktik yang melanggar hukum internasional dan telah lama dikecam oleh berbagai organisasi hak asasi manusia. Penyelidikan menunjukkan bahwa praktik tersebut dilakukan dengan sepengetahuan para pemimpin militer, termasuk kepala staf.

Haaretz mengungkapkan bahwa pendekatan ini telah digunakan beberapa kali dalam operasi yang berbeda, dengan tentara mempekerjakan orang-orang Palestina untuk mempertahankan diri dari anggota perlawanan.

Strategi yang disebut "perisai manusia" ini mengharuskan orang-orang untuk menemani unit militer atau tetap berada di jalur berbahaya untuk mencegah tembakan, yang pada dasarnya menempatkan mereka dalam bahaya besar.

Hasil investigasi ini mendukung berbagai klaim dari para saksi mata dan organisasi hak asasi manusia Palestina, yang telah lama mendokumentasikan penggunaan teknik-teknik serupa oleh militer Israel.

Laporan-laporan ini merinci kejadian-kejadian di mana warga Palestina, termasuk anak-anak dan orang tua, dipaksa berdiri di dekat kendaraan militer atau memasuki bangunan atau terowongan di depan tentara selama operasi di Gaza.

Investigasi Haaretz menemukan bahwa teknik ini tetap menjadi elemen yang berulang dan penting dalam rutinitas operasi IOF, terlepas dari pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

Otoritas Palestina dan organisasi advokasi telah mendokumentasikan sejumlah contoh di mana militer "Israel" menggunakan warga Palestina sebagai perisai manusia, dan mereka secara konsisten menuntut keterlibatan internasional yang cepat dan tanggung jawab atas tindakan militer Israel.

Penggunaan Perisai Manusia di Khan Younis

Pada Juni, Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, menyatakan keprihatinannya atas penyiksaan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina sebagai perisai manusia setelah beredarnya sebuah video yang menunjukkan tentara pendudukan Israel mengikat seorang warga sipil Palestina di bagian depan jip militer di Jenin.

Dalam sebuah tulisan di X, Albanese mengecam impunitas yang digunakan penjajah Israel untuk melawan piagam-piagam hukum internasional, dengan mengatakan, "Sungguh mengherankan bagaimana sebuah negara yang lahir 76 tahun yang lalu berhasil mengubah hukum internasional secara harfiah di atas kepalanya."

Pada Mei, sebuah laporan dari Defense for Children International (DCI) berhasil membuktikan tiga kejadian berbeda di mana pasukan pendudukan Israel menggunakan anak-anak Palestina sebagai perisai manusia di Tepi Barat.

Nyawa Tentara Israel Lebih Berharga daripada Warga Palestina

Publikasi Israel, Haaretz, juga menemukan bahwa IDF menggunakan warga sipil Palestina, yang diborgol dan dipasangi kamera, untuk memeriksa terowongan-terowongan yang kemungkinan besar memiliki jebakan dengan alasan bahwa nyawa mereka lebih penting dibandingkan nyawa warga Palestina.

Bahkan Kepala Staf IOF Herzi Halevi dan Kepala Komando Selatan Mayjen Yaron Finkelman termasuk di antara para pejabat senior yang mengetahui teknik kejam ini.

Seorang tentara Israel mengatakan bahwa ada dua orang Palestina yang dikirim, yang satu berusia 20 tahun dan yang lain berusia 16 tahun dan dia diperintahkan untuk, "Gunakan mereka, mereka orang Gaza, gunakan mereka sebagai perisai manusia."

Ketika tentara Israel memprotes proses ini dan mengangkat istilah hukum internasional, mereka diberitahu bahwa mereka seharusnya tidak memedulikan hukum perang, tetapi pada nilai-nilai militer Israel.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelompok Ekstremis Kanan Israel Berupaya Masuki Jalur Gaza

3 jam lalu

Seorang warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 25 Oktober 2024. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan udara Israel menghantam dua rumah di Khan Younis, yang menewaskan sedikitnya 20 orang. REUTERS/Mohammed Salem
Kelompok Ekstremis Kanan Israel Berupaya Masuki Jalur Gaza

Tentara Israel mengklaim menghentikan sekelompok ekstremis sayap kanan Israel yang berupaya memasuki Jalur Gaza.


5 Tentara Israel Tewas, 37 Terluka dalam Satu Hari Pertempuran di Utara

15 jam lalu

Tank Angkatan Darat Israel diangkut, di tengah permusuhan lintas batas antara Hizbullah dan Israel, di Israel utara, 10 Oktober 2024. REUTERS/Ammar Awad
5 Tentara Israel Tewas, 37 Terluka dalam Satu Hari Pertempuran di Utara

Tentara Israel menderita kerugian besar dalam pertempuran di front utara dengan Hizbullah.


Mantan Jenderal: Mengakhiri Perang Gaza Pilihan Tepat bagi Israel

1 hari lalu

Orang-orang berduka atas kematian seorang prajurit Israel, Sersan Satu Noam Israel Abdu, yang tewas di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas, selama pemakamannya di Kadima-Zoran, Israel, 8 Oktober 2024. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Mantan Jenderal: Mengakhiri Perang Gaza Pilihan Tepat bagi Israel

Mantan jenderal Israel yang meminta perang Gaza segera diakhiri untuk empat alasan yang dipicu fenomena sosial dan ekonomi.


Para Pegiat Hak Asasi Manusia Mengkritik Pernyataan Menteri Yusril Ihza Mahendra

1 hari lalu

Para Pegiat Hak Asasi Manusia Mengkritik Pernyataan Menteri Yusril Ihza Mahendra

Pernyataan tersebut menjadi sinyal bahwa pemerintahan Prabowo hendak menghapus pelanggaran HAM berat masa lalu. HAM makin buram


Tentara Israel Mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza

3 hari lalu

Orang-orang membantu warga Palestina yang terluka setelah dievakuasi dari RS Indonesia ke Rumah Sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza, 21 November 2023. Palestinian Ministry Of Health/Handout via REUTERS
Tentara Israel Mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Militer Israel mengepung sejumlah rumah sakit dan tempat-tempat perlindungan di wilayah utara Jalur Gaza. Di Jabalia 18 orang tewas


Ramai Respons soal Yusril Sebut Peristiwa 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat

3 hari lalu

Yusril Ihza Mahendra secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan sebagai Ketum PBB dalam sidang Musyawarah Dewan Partai (MDP) yang digelar di DPP (Dewan Pengurus Pusat) PBB di Jakarta pada Sabtu malam, 18 Mei 2024. Keinginan Yusril untuk mundur itu diterima oleh MDP yang dilanjutkan dengan pemilihan penjabat (Pj) ketua umum. Fahri Bachmid lalu terpilih sebagai pj Ketua Umum PBB dan menggantikan Yusril. TEMPO
Ramai Respons soal Yusril Sebut Peristiwa 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat

Yusril menyebut kasus 1998 tak termasuk pelanggaran HAM berat. Pernyataan Yusril ini mendapatkan respons dari sejumlah kalangan.


Tanda Tanya Penyelesaian Kasus Hak Asasi Manusia di Era Prabowo Subianto

4 hari lalu

Prabowo Subianto tak menyebutkan soal hak asasi manusia (HAM) dalam pidato pertamanya sebagai Presiden RI periode 2024-2029. Berbagai kalangan ragu Prabowo bisa menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang belum diselesaikan di era Jokowi.
Tanda Tanya Penyelesaian Kasus Hak Asasi Manusia di Era Prabowo Subianto

Prabowo Subianto tak menyebutkan soal hak asasi manusia (HAM) dalam pidato pertamanya sebagai Presiden RI.


Israel Serang Kota di Lebanon dengan Bom Fosfor Putih Terlarang

4 hari lalu

Drone dari Lebanon terlihat membuntuti helikopter Israel sebelum meledak tepat sasaran di Kaisarea, 19 Oktober 2024. Foto : Media Sosial
Israel Serang Kota di Lebanon dengan Bom Fosfor Putih Terlarang

Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara baru di pinggiran selatan Beirut, menurut media Lebanon


Analis: AS Tidak Berhasil dalam Upaya Menahan Israel

4 hari lalu

Pria Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap sekolah yang menampung para pengungsi, di tengah konflik Israel-Hamas di kamp pengungsi Pantai di Kota Gaza 19 Oktober 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Analis: AS Tidak Berhasil dalam Upaya Menahan Israel

Israel tidak akan mampu melakukan perang ini jika pemerintah AS tidak memungkinkan mereka untuk melakukannya.


Prabowo Subianto Tak Sebut HAM dalam Pidato Pertama Sebagai Presiden

5 hari lalu

Presiden Prabowo Subianto dalam Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prabowo Subianto Tak Sebut HAM dalam Pidato Pertama Sebagai Presiden

Dalam pidatonya, Prabowo Subianto tidak menggunakan kata-kata "hak asasi manusia" atau "HAM". Prabowo sempat menyinggung soal demokrasi.