Raja Charles dituduh melakukan genosida oleh seorang senator Pribumi di Gedung Parlemen Australia pada Senin 20 Oktober 2024. Hal ini terjadi beberapa saat setelah raja Inggris itu menyampaikan pidato "penghormatan kepada pemilik tradisional tanah tersebut".
Charles, dalam kunjungan resminya yang ke-16 ke Australia dan perjalanan besar pertamanya ke luar negeri sejak didiagnosis mengidap kanker, telah selesai berbicara ketika senator independen dan aktivis Pribumi Lidia Thorpe berteriak bahwa dia tidak menerima kedaulatan Charles atas Australia.
"Anda melakukan genosida terhadap rakyat kami," katanya. "Kembalikan tanah kami. Berikan kami apa yang kamu curi dari kami - tulang kami, tengkorak kami, bayi kami, rakyat kami. Kamu menghancurkan tanah kami. Beri kami perjanjian. Kami ingin perjanjian."
Thorpe, yang memprotes penjajahan Australia dalam banyak acara, dilarang mendekati raja. Sementara Charles berbicara dengan Perdana Menteri Anthony Albanese dan mengacuhkan teriakan sang senator. Thorpe kemudian digiring keluar ruangan.
Thorpe mengatakan penahanan dan kekerasan yang disebabkan oleh penjajahan hanya dapat diakhiri dengan perjanjian nasional antara pemerintah dan masyarakat adat untuk mengatasi masalah First Nations.
Sebuah sumber di istana mengatakan raja dan ratu berterima kasih kepada ribuan orang yang hadir, dan menambahkan bahwa mereka "menyesal karena tidak memiliki kesempatan untuk berhenti dan berbicara dengan semua orang. Kehangatan dan skala resepsi benar-benar mengagumkan".
Protes tersebut merupakan hal yang berbeda dari rangkaian penghormatan kepada Charles dan Ratu Camilla dari para pejabat tinggi. Albanese berbicara tentang rasa hormat warga Australia terhadap raja mereka dan memuji Charles atas pembelaannya yang panjang terhadap perubahan iklim.
Pidatonya hanya sekilas merujuk pada tujuan republik, yang didukung oleh Albanese dan sebagian besar partai Buruh kiri-tengahnya.
“Australia yang pertama kali Anda kenal telah tumbuh dan berkembang dalam banyak hal,” katanya. “Namun melalui perubahan selama beberapa dekade ini, ikatan rasa hormat dan kasih sayang kita telah matang – dan bertahan lama.”
Albanese menunda rencana referendum untuk mengubah Australia menjadi republik setelah referendum yang didukung pemerintah untuk membentuk badan penasihat Masyarakat Adat gagal pada awal tahun ini.
Kunjungan Charles ke parlemen tersebut menyusul kunjungan ke Australian War Memorial di Canberra. Pasangan kerajaan tersebut bertemu dengan lebih dari seribu simpatisan termasuk Hephner, seekor alpaka berusia sembilan tahun yang mengenakan setelan jas dan mahkota yang bertengger di atas kepala berbulu putihnya.
Hephner, yang namanya diambil dari nama pendiri Playboy Hugh Hefner, menunggu berjam-jam bersama pemiliknya Robert Fletcher dan antrean panjang orang lain di luar tugu peringatan untuk mendapat kesempatan menyambut pasangan kerajaan tersebut dalam tur satu hari mereka di ibu kota.
“Dia punya banyak pakaian dan ini adalah salah satu pakaian yang kami simpan khusus untuk hari ini,” kata Fletcher. "Satu raja bertemu raja lainnya."
Kesabaran Hephner membuahkan hasil. Dalam perjalanan 30 menit untuk menyambut orang banyak, Charles berhenti untuk menepuk alpaka, mundur sambil tertawa ketika Hephner mendengus di wajahnya.
Pasangan kerajaan ini melanjutkan kunjungan mereka ke Australia di Sydney pada Selasa, sebelum menuju ke Samoa untuk pertemuan negara-negara di Persemakmuran Inggris.
Pilihan Editor: Sambut Raja Charles, Video Mapping dipasang di Sydney Opera House
REUTERS