Scholz menjanjikan pengiriman senjata lagi ke Israel
Pekan lalu, dilansir Reuters, Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa Jerman akan memasok lebih banyak senjata kepada Israel dalam waktu dekat, setelah penurunan pengiriman yang signifikan tahun ini mendorong tuduhan oposisi bahwa Berlin sengaja menunda ekspor.
"Kami belum memutuskan untuk tidak memasok senjata. Kami telah memasok senjata dan kami akan memasok senjata," kata Scholz kepada parlemen dalam sebuah acara untuk mengenang para korban serangan Hamas pada 7 Oktober, menangkis tuduhan dari pemimpin oposisi Friedrich Merz.
Pemerintah telah membuat keputusan "yang juga memastikan bahwa akan ada pengiriman lebih lanjut dalam waktu dekat," kata kanselir.
Merz, pemimpin oposisi konservatif Jerman, menuduh pemerintah menunda ekspor senjata ke Israel, termasuk amunisi dan suku cadang tank.
"Selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan, pemerintah federal telah menolak untuk memberikan izin ekspor untuk amunisi dan bahkan suku cadang untuk tank," kata Merz pada sidang parlemen.
"Kami mengetahui beberapa kasus spesifik di mana pemerintah telah menahan persetujuan untuk peralatan dan material yang sangat dibutuhkan Israel untuk mempertahankan diri," tambah Merz.
Seorang pejabat senior pemerintah Jerman memberikan alasan berbeda tentang penurunan penjualan ke Israel. Ia menyebut hambatan yang disebabkan pembaruan Bundeswehr dan fakta bahwa Jerman mengirimkan senjata ke Ukraina; pejabat tersebut bersikeras bahwa tidak ada embargo senjata resmi yang berlaku.
Seruan penghentian penjualan senjata
Berlin tampaknya lebih berhati-hati dalam melakukan ekspor senjata ke Israel setelah beberapa negara Eropa menyerukan penghentian pengiriman senjata, dan yang lain membatasi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan lalu menyerukan penghentian pengiriman senjata yang akan digunakan di Gaza. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menggemakan seruan itu pada Jumat setelah Israel menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL).
Inggris menangguhkan beberapa penjualan senjata ke Israel, sementara AS telah menghentikan sementara pengiriman satu jenis bom berat. Namun, kedua negara tersebut membantu Israel menembak jatuh rudal balistik Iran awal bulan ini. AS pada akhir pekan lalu mengatakan bahwa mereka mengerahkan sistem pertahanan rudal canggih ke Israel, bersama dengan puluhan tentara untuk mengoperasikannya.
Awal tahun ini, pengadilan Belanda memblokir ekspor komponen jet tempur F-35 ke Israel karena kekhawatiran pesawat tersebut digunakan untuk menyerang target sipil.
Pilihan Editor: Empat WNI Asal Sumatra Barat Tiba di Kampung Halaman usai Dievakuasi dari Lebanon