TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad 13 Oktober 2024 mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk “segera” menarik Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) dari daerah pertempuran di Lebanon selatan.
"Tn. Sekretaris Jenderal, jauhkan pasukan UNIFIL dari bahaya. Itu harus dilakukan sekarang juga,” katanya dalam pernyataan video.
Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya lima personel pasukan penjaga perdamaian PBB terluka akibat serangan pasukan Israel yang diklaim menargetkan pejuang Hizbullah di Lebanon selatan.
Sebelumnya, militer Israel melancarkan serangan di Lebanon selatan yang menyasar menara observasi di markas UNIFIL di Naqoura pada Kamis, 10 Oktober 2024. Serangan tersebut juga melukai dua orang anggota TNI yang tergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Serangan pasukan Israel (IDF) kepada UNIFIL berlangsung sekitar pukul 05.05 waktu setempat terhadap bangunan menara pengamatan OP-4 di Green Hill, Naqoura. Berikut fakta-fakta serangan Israel tersebut:
1. Anggota TNI Alami Luka Ringan
Dua prajurit TNI yang bertugas di UNIFIL terkena tembakan tentara Israel atau IDF di Lebanon selatan pada Kamis, 10 Oktober 2024. Mereka dilarikan ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan. Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, dua prajurit RI mengalami luka ringan. "Untungnya kali ini lukanya tidak serius, tetapi mereka masih dirawat di rumah sakit," ujar Retno.
Retno langsung menghubungi Komandan Kontingen Garuda, Kolonel Gouvar untuk mendapatkan informasi dan konfirmasi langsung mengenai kondisi dua personel penjaga perdamaian Indonesia. "Pada saat saya melakukan komunikasi semalam waktu Vientiane, diperoleh konfirmasi bahwa dua peacekeepers Indonesia mengalami luka ringan, namun masih berada di rumah sakit untuk melakukan observasi," katanya.
2. Kecaman dari Kemenlu RI
Retno Marsudi mengecam keras serangan Israel itu terhadap dua prajurit TNI. Retno mengingatkan kepada IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personil UNIFIL. “Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL,” tegas Retno.
Retno juga menyebut Indonesia tak gentar dengan serangan dan upaya teror dari militer Israel. Apa yang terjadi pada dua pasukan perdamaian RI juga merupakan teror kepada dunia Internasional. "Serangan merupakan upaya teror Israel kepada pasukan penjaga perdamaian dan masyarakat internasional. Indonesia menegaskan bahwa mereka yang teguh pada prinsip perdamaian tidak akan pernah gentar," kata Retno pada KTT Ke-45 ASEAN di Vientiane, Laos, Jumat, 11 Oktober 2024.
3. Serangan Disengaja
UNIFIL melaporkan jika tentara Israel sengaja menargetkan kamera pemantau dan posisi penjaga perdamaian hingga melumpuhkannya pada Rabu, 9 Oktober 2024. Lembaga di bawah PBB tersebut mengatakan diantara serangan Israel ke Hizbullah di beberapa lokasi di Lebanon, serangan yang mereka arahkan ke lokasi di Naqoura tempat pasukan perdamaian dari berbagai negara bermukim merupakan tindakan yang disengaja.
"Mereka juga dengan sengaja menembaki UNP 1-32A, tempat pertemuan Tripartit rutin diadakan sebelum konflik dimulai, merusak penerangan dan stasiun relai," kata lembaga tersebut. "Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB.”
Serangan dipastikan disengaja karena pangkalan para pasukan UNIFIL berada di wilayah terbuka dan selalu menampakkan diri dengan mencolok lewat seragam hingga kendaraan militer mereka. Sehingga tidak mungkin tentara Israel tidak mengenali pasukan tersebut atau tidak tahu sedang menembaki apa.
4. Tanggapan Israel
Militer Israel memberi keterangan atas serangan yang mereka lakukan terhadap UNIFIL. Mereka mengakui telah melukai 2 pasukan perdamaian tersebut, namun mereka menyebut jika serangan itu ditujukan kepada Hizbullah. Militer Israel mengklaim telah memperingatkan tentara perdamaian agar melindungi diri beberapa jam sebelum melakukan serangan. Sementara itu, PBB menyebut bahwa dua pasukan UNIFIL yang luka-luka itu berasal dari Sri Lanka.
Menurut pengakuan pihak Israel, serangkaian ledakan oleh Israel dalam tempo 48 jam untuk memerangi Hizbullah, telah membuat pasukan penjaga perdamaian yang sedang bertugas di pangkalannya kaget. Melihat pasukan yang terluka itu, Tel Aviv menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini.
5. Israel Melanggar Hukum Internasional
Serangan Israel kepada markas UNIFIL merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional dan Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 1701 karena telah menyerang kawasan garis biru atau wilayah netral. Serangan Israel terhadap UNIFIL dilakukan dengan menembaki dua posisi yang digunakan oleh penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan pada Kamis dan satu lagi pada Rabu, kata pasukan PBB. Militer Israel diketahui tengah meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah dan mengatakan kepada warga sipil Lebanon untuk tidak kembali ke rumah-rumah mereka di selatan.
AL JAZEERA | REUTERS | FRANCE 24
Pilihan editor: KSAD: Belum Ada Perintah Tambah Pasukan TNI di Lebanon