TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan adalah salah satu negara paling gigih membela kemerdekaan Palestina. Mereka mengajukan pengaduan terhadap Israel ke Mahkamah Internasional, dengan tuduhan “melakukan genosida di Gaza.”
Tindakan pemerintah Afrika Selatan ini didukung penuh oleh warganya. Para demonstran turun ke jalan di ibu kota Afrika Selatan untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina dan Lebanon, Jumat, 5 Oktober 2024, menandai ulang tahun pertama Operasi Banjir Al Aqsa.
Penyelenggara protes juga menyerahkan sebuah memorandum kepada Parlemen, menyuarakan penentangan mereka terhadap Israel.
Para demonstran mengibarkan bendera dan spanduk untuk mendukung Palestina dan Lebanon, meneriakkan slogan-slogan dan mengutuk agresi dan kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap kedua negara tersebut.
Demonstrasi yang diselenggarakan oleh Kampanye Solidaritas Palestina ini menampilkan spanduk-spanduk yang menyatakan bahwa Israel terlibat dalam genosida dan rasisme. Beberapa orang mengenakan kafiyeh Palestina, sementara yang lain mengangkat slogan-slogan seperti "Kita semua adalah Hamas" dan "Zionisme adalah rasisme."
Para penyelenggara menyampaikan sebuah memorandum kepada Dewan Legislatif (parlemen), mendesak pemerintah untuk menegakkan Konvensi PBB tahun 1973 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, yang memungkinkan langkah-langkah seperti memboikot Israel.
Ketika genosida Israel di Gaza mendekati satu tahun, protes juga terus berlanjut di banyak negara Barat dan Islam.
Seluruh dunia turun ke jalan
Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di beberapa kota besar di seluruh dunia pada Sabtu untuk menuntut diakhirinya pertumpahan darah di Gaza, saat konflik di daerah kantong Palestina itu mendekati ulang tahun pertamanya dan menyebar ke wilayah yang lebih luas.
Sekitar 40.000 demonstran pro-Palestina berbaris di pusat kota London sementara ribuan orang juga berkumpul di Paris, Roma, Manila, dan Cape Town.
Perang dipicu ketika kelompok militan Palestina Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023 dalam serangan yang menewaskan 1.200 orang dan sekitar 250 orang disandera, menurut perhitungan Israel.
Serangan Israel berikutnya terhadap Gaza telah menewaskan hampir 42.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza, dan membuat hampir seluruh penduduk daerah kantong tersebut yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengungsi.
"Sayangnya, terlepas dari semua niat baik kami, pemerintah Israel tidak menggubrisnya, dan mereka terus saja melanjutkan kekejaman mereka di Gaza, sekarang juga di Lebanon dan di Yaman, dan mungkin juga di Iran," ujar salah seorang peserta aksi di London, Agnes Kory. "Dan pemerintah kita, pemerintah Inggris, sayangnya hanya mengumbar basa-basi dan terus memasok senjata ke Israel," tambahnya.
Di Berlin, para pendukung Israel memprotes meningkatnya antisemitisme dan bentrokan terjadi antara polisi dan para demonstran pro-Palestina.