TEMPO.CO, Jakarta - Dunia Arab telah mengutuk agresi Israel ke Lebanon, dan menyerukan upaya internasional yang terpadu untuk mencegah eskalasi lebih lanjut di wilayah tersebut.
Kecaman internasional terhadap agresi Israel ke Lebanon terus meningkat, dengan para pemimpin dunia mengecam serangan yang telah menewaskan ratusan orang dan melukai ratusan lainnya. Banyak yang telah mengeluarkan peringatan tentang potensi perang yang akan meningkat menjadi perang regional.
Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan keprihatinan yang mendalam atas perkembangan keamanan yang terjadi di Lebanon. Kementerian tersebut mengulangi peringatannya tentang bahaya meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut dan menekankan dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh eskalasi semacam itu terhadap keamanan dan stabilitas regional.
Kementerian mendesak semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan melindungi wilayah dan rakyatnya dari bahaya perang. Kementerian tersebut menekankan pentingnya menjaga stabilitas Lebanon dan menghormati kedaulatannya sesuai dengan hukum internasional.
Iran
Iran, sekutu kelompok Hizbullah Lebanon yang menurut Israel menjadi target Israel, menuduh Israel mencoba memancingnya ke dalam konflik yang akan memiliki "konsekuensi yang tidak dapat diubah".
Presiden Masoud Pezeshkian mengatakan, “Kami ingin hidup dalam damai, kami tidak ingin perang," dan menambahkan, "Israel-lah yang berusaha menciptakan konflik habis-habisan ini."
"Kami tahu lebih dari siapa pun bahwa jika perang yang lebih besar meletus di Timur Tengah, itu tidak akan menguntungkan siapa pun di seluruh dunia," katanya.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, presiden mengatakan: "Kita tidak boleh membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain di tangan Israel."
"Hizbullah tidak dapat berdiri sendiri melawan negara yang dibela dan didukung serta disuplai oleh negara-negara Barat - negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat," katanya kepada stasiun televisi tersebut.
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan Israel "gila" dan mengatakan bahwa serangan itu akan membawa "konsekuensi berbahaya".
Yordania
Raja Yordania Abdullah II menegaskan kembali dukungan negaranya yang tak tergoyahkan bagi Lebanon, menekankan keamanan, kedaulatan, dan keselamatan warganya dalam menghadapi perang Israel yang sedang berlangsung terhadapnya.
Dalam pembicaraan telepon pada Senin, 23 September 2024, dengan Penjabat Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati, Raja Abdullah II memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh eskalasi Israel. Ia menekankan perlunya upaya-upaya internasional untuk bersatu guna menghentikan agresi tersebut sebelum wilayah ini ditarik ke dalam perang regional berskala besar.
Raja Abdullah II menekankan bahwa penghentian eskalasi di wilayah tersebut harus dimulai dengan segera mengakhiri perang di Gaza. Ia mendesak komunitas internasional untuk mendukung Lebanon selama masa-masa sulit ini untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah dan menyerukan tindakan cepat dan tegas untuk mengakhiri segala bentuk eskalasi di wilayah tersebut.