Kementerian Luar Negeri RI bersama KBRI Beirut memastikan terus memantau dari dekat situasi di Lebanon. Sejak Agustus 2024, KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh wilayah Lebanon. Sebelumnya, Siaga 1 ditetapkan KBRI hanya untuk wilayah Lebanon selatan sejak Oktober 2023.
Jumlah WNI di Lebanon saat ini berjumlah 159 orang. Sebagian besar dari jumlah tersebut adalah mahasiswa dan WNI yang menikah dengan warga setempat.
Sejak penetapan Siaga 1, Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beirut telah memfasilitasi evakuasi WNI dari Lebanon sebanyak 25 orang. Sedangkan mayoritas lainnya memilih tetap tinggal di Lebanon karena alasan pribadi.
"Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI kembali menyampaikan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi lokasi lokasi rawan, dan membatasi bepergian non-esensial. Bagi WNI yang memiliki rencana bepergian ke Lebanon, Iran, Israel dan Palestina agar menunda perjalanan hingga situasi aman," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Selasa, 24 September 2024.
Situasi di Lebanon memburuk setelah militer Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan markas-markas Hizbullah di beberapa wilayah negara tersebut pada Senin, 23 September 2024. Serangan ini menghantam bagian selatan Lebanon, lembah Bekaa di timur, dan pinggiran selatan Beirut.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan setidaknya 558 orang tewas, termasuk 50 anak-anak, dan ribuan orang lainnya terluka. Jumlah korban ini menjadikan serangan tersebut sebagai yang paling mematikan di Lebanon dalam beberapa dekade terakhir.
Hizbullah mengonfirmasi bahwa setidaknya 16 anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan utama Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan Israel tersebut. Sementara, Israel mengatakan pihaknya telah menyerang sekitar 800 sasaran yang terkait dengan Hizbullah dan bangunan yang diserangnya berisi senjata milik kelompok tersebut.
Militer Israel meminta warga Lebanon untuk menjauh dari target Hizbullah dan mengatakan bahwa mereka melakukan serangan "yang ekstensif dan tepat" terhadap kelompok tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, dalam sebuah rekaman video juga mendesak warga sipil Lebanon untuk menjauhi markas-markas Hizbullah. "Israel bukan berperang dengan Anda, tapi dengan Hizbullah. Sudah lama Hizbullah menggunakan Anda sebagai tameng manusia," ujarnya.
Pilihan editor: Proyek Tebu Merauke di Pemerintahan Jokowi, Hutan Papua Dirusak
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini