TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan kembali jenazah enam sandera Israel yang diculik oleh militan Palestina dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober lalu telah memicu keterkejutan yang mendalam di Israel, membuat setengah juta orang turun ke jalan sebagai bentuk protes pada Minggu dan mendorong serikat pekerja terbesar untuk melancarkan pemogokan umum pada Senin, 2 September 2024.
Mereka merupakan sebagian dari 250 orang yang diculik dalam serangan tersebut, yang kemudian memicu serangan Israel di Gaza yang masih berlangsung.
Kementerian Kesehatan menyebutkan keenam orang tersebut ditembak mati antara 48-72 jam sebelum ditemukan oleh pasukan Israel.
Namun, seorang pejabat senior Hamas menyatakan pada Minggu bahwa enam sandera Israel tersebut terbunuh sebagai akibat dari serangan udara Israel yang sedang berlangsung. Ia menentang klaim tentara Israel bahwa Hamas mengeksekusi para sandera ketika mereka berada dalam tawanan, lapor Anadolu Agency.
"Yang membunuh orang-orang kami setiap hari adalah penjajah Israel dengan senjata Amerika. Para sandera yang ditemukan di Gaza tidak dibunuh oleh kami, melainkan oleh pengeboman Zionis yang tak henti-hentinya," ujar Rishq dalam sebuah pernyataan.
Berikut adalah beberapa rincian tentang keenam sandera:
Hersh Goldberg-Polin
Goldberg-Polin, seorang warga Amerika-Israel berusia 23 tahun, adalah salah satu dari 40 orang yang disandera di sebuah festival dansa di luar ruangan - festival Nova - di mana ribuan orang berpesta pada dini hari tanggal 7 Oktober saat para penyerang menyerang.
Ia lahir di California, dan berimigrasi ke Israel bersama keluarganya pada usia tujuh tahun. Orang tuanya, Rachel Goldberg dan Jon Polin, berbicara di Konvensi Nasional Partai Demokrat AS pada bulan Agustus, Sang ibu menggambarkannya sebagai orang yang "periang, santai, suka humor, penuh rasa hormat, dan penuh rasa ingin tahu."
Ia mengatakan bahwa ketika roket-roket mulai berjatuhan, ia berlindung bersama yang lain di tempat perlindungan dari bom di mana para penyerang melemparkan granat tangan. Lengan kirinya hancur sebelum dia diculik ke Gaza, katanya.
Dia muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh Hamas pada 24 April yang menunjukkan dirinya dengan tangan yang diamputasi, menurut sebuah pernyataan dari The Hostages Families Forum.
Presiden AS Joe Biden berbicara dengan orang tuanya untuk mengucapkan belasungkawa.