TEMPO.CO, Jakarta - Berita Top 3 Dunia pada Rabu 28 Agustus 2024 diawali oleh sulitnya militer Israel melacak Yahya Sinwar, pemimpin kelompok perjuangan Palestina Hamas di Gaza.
Sementara di urutan kedua, hubungan antara Rusia dan Prancis mencapai titik terendah sejak penangkapan bos Telegram, Pavel Durov di Paris pada pekan lalu.
Adapun di urutan ketiga, juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Iran tak benar-benar akan menyerang Israel.
Berikut berita Top 3 Dunia selengkapnya.
1. Mengapa Yahya Sinwar Sulit Dilacak? Ini Penjelasannya
Melacak Yahya Sinwar terbukti sulit bagi militer Israel. Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, nama Sinwar menjadi buronan nomor satu. Namun, hingga kini Israel belum mampu menangkapnya. Ia diyakini masih tinggal di labirin terowongan Hamas di bawah Jalur Gaza.
Laporan New York Times, Minggu, 25 Agustus 2024, menyebutkan bos baru Hamas ini mungkin telah meninggalkan tempat persembunyiannya beberapa tahun lalu. Dalam laporannya itu, media AS tersebut mengutip pejabat Israel dan Amerika.
Baca berita selengkapnya di sini
2. Penangkapan Bos Telegram Pavel Durov Bikin Hubungan Rusia Prancis ke Titik Terendah
Hubungan antara Rusia dan Prancis mencapai titik terendah sejak penangkapan bos Telegram, Pavel Durov di Paris pada pekan lalu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan hal itu setelah penahanan Pavel Durov diperpanjang hingga Rabu.
Penangkapan Durov membuat hubungan Moskow-Paris ke level terendah, kata Lavrov pada Selasa, 27 Agustus 2024. Hubungan kedua negara terus memburuk di tengah tuduhan Prancis bahwa Rusia berusaha mengganggu stabilitas menjelang Olimpiade Paris. Namun tuduhan ini dibantah oleh Rusia.
Baca berita selengkapnya di sini
3. AS Yakin Iran Hanya Berpura-pura Akan Serang Israel
Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Iran tak benar-benar akan menyerang Israel. Meski demikian, ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen membela Israel jika terjadi serangan Iran.
Kirby mengatakan bahwa sulit untuk memprediksi kemungkinan serangan tetapi Gedung Putih menanggapi retorika Iran dengan serius. "Kami yakin mereka masih dalam posisi siap untuk melancarkan serangan jika ingin melakukannya, itulah sebabnya kami memiliki postur kekuatan yang ditingkatkan di wilayah tersebut," katanya.
Baca berita selengkapnya di sini
Asharq Al-Awsat | The Jerusalem Post | The NYT | Reuters | Al Arabiya