TEMPO.CO, Jakarta -Koalisi demonstran yang terdiri atas sekitar 200 organisasi keadilan sosial berencana mengadakan protes pro-Palestina di Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC) di Chicago mulai Senin, 19 Agustus 2024. Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat, akan dihadapkan dengan salah satu isu terbesar dalam periode pemilu kali ini, yaitu bantuan pemerintahan Amerika Serikat untuk Israel dalam serangan di Jalur Gaza.
DNC akan berlangsung dari Senin, 19 Agustus hingga Kamis, 22 Agustus, di United Center dan McCormick Place Convention Center di Chicago.
Para demonstran akan melakukan pawai unjuk rasa pada hari pertama dan terakhir yaitu Senin dan Kamis, ketika Harris dan Presiden Joe Biden dijadwalkan berpidato, menurut jadwal yang tercantum dalam situs web koalisi March on the DNC 2024.
Para aktivis pro-Palestina berang karena pemerintahan Biden mendanai Israel dalam serangannya menumpas Hamas di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina di wilayah kantong tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Israel melancarkan serangan tersebut setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel. Jumlah tersebut berbeda dari penghitungan beberapa media, seperti AFP yang menghitung ada sekitar 1.197 korban jiwa dan Al Jazeera menetapkan jumlah 1.139 korban jiwa.
Koalisi March on the DNC 2024 mengatakan mereka “mengakui Partai Demokrat sebagai alat para miliarder dan korporasi”.
“Tindakan mereka, seperti mendanai genosida di Palestina dan perang di banyak negara; melanjutkan penahanan massal orang kulit hitam dan cokelat; mendeportasi jutaan imigran; dan mengabaikan janji kampanye yang dibuat untuk komunitas tertindas yang mewakili basis pemilih mereka, menunjukkan bahwa Partai Demokrat hanya melayani agenda orang kaya dan berkuasa,” kata pernyataan di situs web mereka.
Setelah menggantikan Biden sebagai kandidat Demokrat, Harris telah unggul dalam jajak pendapat dibandingkan lawannya, Donald Trump dari Partai Republik.
Namun, beberapa aktivis mengatakan Harris turut bertanggung jawab atas kebijakan AS menyangkut Israel. Oleh karena itu, protes pekan depan akan menambah tekanan padanya untuk menghadapi para pemilih yang tidak puas, sebelum hari pemungutan suara pada 5 November mendatang.
Hatem Abudayyeh, juru bicara koalisi March on the DNC 2024, mengatakan puluhan pemimpin kelompok koalisi bertemu setelah Biden mengakhiri kampanyenya dan membahas apakah mereka harus mengubah arah jika Harris menjadi calon presiden.
“Ada konsensus mutlak,” katanya, seperti dikutip Reuters. “Dia mewakili kebijakan pemerintahan dan terus melaju kencang.”
Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Mei, sekitar 44% pemilih terdaftar Demokrat tidak menyetujui cara Biden menangani serangan Israel yang masih berlangsung hingga saat ini. Beberapa pemimpin pro-Palestina menyatakan harapan bahwa Harris mungkin berbeda pendapat dengan Biden mengenai Israel.
Abandon Biden, sebuah kampanye pro-Palestina yang dibentuk untuk memobilisasi pemilih melawan Biden, meyakini Harris bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Gaza tetapi belum meluncurkan kampanye “Abandon Harris”, kata juru bicara Hudhayfah Ahmad. Kelompok tersebut akan berada di Chicago dan mengamati perubahan posisi partai Demokrat.
“Kami akan memberi (Harris) lebih banyak kelonggaran daripada yang kami berikan kepada Joe Biden,” kata Ahmad. “Namun, saya tegaskan, waktunya terus berjalan dan kesabaran kami hampir habis.”
Abudayyeh mengatakan massa diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam jumlah puluhan ribu pada Senin dan Kamis, dan sebagian besar orang akan datang dari komunitas Palestina dan Arab di Illinois dan negara bagian tetangga. Koalisi tersebut mencakup kelompok-kelompok yang mengadvokasi berbagai tujuan, termasuk hak reproduksi dan keadilan rasial.
Pilihan Editor: AS Hadapi Protes terkait Penolakan Nagasaki Undang Israel
REUTERS