TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant silang pendapat soal apa tujuan negara dalam perang Gaza. Ketidaksamaan pandangan ini memperlihatkan adanya keretakan dalam tubuh pemerintahan Israel.
Menurut pemberitaan media Israel, Gallant menolak janji Netanyahu untuk mencapai kemenangan total atas perang Gaza. Media di Israel mengutip perihal ini dari anggota parlemen Partai Likud Tally Gotliv.
Dalam konferensi keamanan swasta di Knesset pada Senin, 12 Agustus 2024, Gallant, yang sering menyerukan gencatan senjata dengan Hamas, menggambarkan tujuan Netanyahu sebagai omong kosong dan menabuh genderang perang. Tak lama setelah rapat tersebut, Gotliv menulis di media sosial X mengkritik Gallant dan meminta perdana menteri Netanyahu agar memecatnya.
Keesokan harinya, kantor Netanyahu mengeluarkan sebuah surat pernyataan yang menuduh Gallant mengadopsi pendirian anti-Israel dan menyarankan agar Gallant mengarahkan kritiknya pada Ketua Hamas yang baru Yahya Sinwar yang digambarkan sebagai satu-satunya sosok penghalang untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
“Ketika Gallant mengadopsi naratif anti-Israel, dia sama dengan telah mencederai berbagai peluang untuk mencapai kesepakatan membebaskan sandera,” demikian bunyi surat pernyataan tersebut seperti dikutip Times of Israel.
Pernyataan tersebut kembali menegaskan janji kemenangan mutlak, yang dilaporkan sebagai kebutuhan oleh kabinet Israel untuk mengakhiri permusuhan dan membebaskan lebih dari 100 sandera yang diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023 hingga memicu perang Gaza.
“Ini (menang mutlak) jelas arahan dari Perdana Menteri Netanyahu dan kabinet yang mengikat semua orang, termasuk Gallant,” demikian pernyataan kantor Perdana Menteri Israel. Dalam pernyataan itu, tidak disebutkan kemungkinan memecat Gallant dari posisinya. Media Israel melaporkan Netanyahu tidak mempertimbangkan memecat Gallant.
Silang pendapat antara Netanyahu dan Gallant menarik anggota biro politik Hamas yang baru Izzat al-Rishq yang menyatakan lewat rekaman video pada Senin, 12 Agustu 2024, bahwa kata-kata Gallant mengkonfirmasi apa yang selalu diucapkan Hamas bahwa Netanyahu berbohon pada dunia dan yang dia pedulikan hanya melanjutkan perang dan memperluas perang. Al-Rishq pun meminta masyarakat internasional agar memberikan tekanan pada Netanyahu dan pemerintahannya supaya menghentikan agresi dan perang Gaza serta mencapai kesepakatan pertukaran sandera.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: NATO Setujui Bantuan Keamanan dan Pelatihan Baru untuk Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini