Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sempat Lama Jadi Tahanan Israel, Berikut Profil Yahya Sinwar yang Gantikan Ismail Haniyeh Memimpin Hamas

image-gnews
Yahya Sinwar, pemimpin baru hamas di Jalur Gaza. dw.com
Yahya Sinwar, pemimpin baru hamas di Jalur Gaza. dw.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai Kepala biro politik Hamas menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dalam sebuah pembunuhan di Tehran pada 31 Juli 2024. Penunjukan Sinwar ini diumumkan secara resmi oleh Hamas pada Selasa, 6 Agustus 2024. 

Dipilihnya Sinwar diharapkan bisa memperkuat jalan perjuangan Hamas yang dimulai sejak serangan 7 Oktober 2023. Sinwar adalah arsitek serangan paling mematikan pada Israel selama beberapa dekade. Dia selama ini bersembunyi di Gaza, menantang segala upaya Israel untuk membunuhnya sejak meletupnya perang Gaza.

Sinwar sempat menghabiskan separuh hidupnya di penjara Israel. Dia telah menjadi salah satu pemimpin Hamas paling berkuasa yang masih hidup setelah kematian Ismail Haniyeh. Peristiwa pembunuhan pada Haniyeh telah membuat kawasan timur tengah diambang konflik, khususnya setelah Israel berjanji akan melakukan pembalasan yang keras. 

Mengenal Yahya Sinwar

Dilansir dari britannica.com, Yahya Sinwar, lahir pada 29 Oktober 1962 di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza. Ia adalah pemimpin Hamas yang memiliki pengaruh besar dalam pergerakan dan kebijakan kelompok tersebut.

Sinwar tumbuh dalam kondisi yang sangat sulit di kamp pengungsi Khan Younis. Orang tuanya merupakan pengungsi yang dipaksa meninggalkan rumah mereka di Ashkelon akibat Perang Arab-Israel 1948. Seperti banyak warga Palestina lainnya, keluarga Sinwar hidup dalam kemiskinan, bergantung pada bantuan dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). 

Kondisi kehidupan yang keras ini, di tengah kemiskinan dan pengasingan, membentuk pandangan dunia Sinwar sejak usia muda. Pada awal 1980-an, Sinwar melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Islam Gaza. Di universitas ini, dia belajar bahasa Arab dan terlibat aktif dalam organisasi mahasiswa. 

Pada saat itu, banyak pemuda Palestina yang kecewa dengan kegagalan pan-Arabisme untuk menyelesaikan konflik dengan Israel dan mulai beralih ke Islamisme sebagai solusi alternatif. Sinwar, dengan karisma dan kemampuan organisasinya, dengan cepat naik menjadi salah satu pemimpin mahasiswa yang berpengaruh.

Namun, aktivitas politik Sinwar menarik perhatian otoritas Israel dan pada 1982, ia ditahan karena partisipasinya dalam organisasi-organisasi tersebut. Meskipun tidak ada tuduhan resmi yang diajukan, penahanan ini menandai awal dari perjalanan panjang Sinwar dalam pergerakan bawah tanah yang akhirnya membawanya ke puncak Hamas.

Pada 1985, sebelum terbentuknya Hamas, Yahya Sinwar ikut mendirikan al-Majd, sebuah jaringan pemuda Islam yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi informan Palestina yang bekerja untuk Israel. 

Al-Majd kemudian menjadi bagian integral dari struktur keamanan Hamas setelah kelompok tersebut didirikan pada 1987. Setahun kemudian, pada 1988, al-Majd ditemukan memiliki senjata oleh pihak Israel yang mengakibatkan penangkapan Sinwar. 

Pada 1989, dia dihukum seumur hidup oleh pengadilan Israel atas tuduhan pembunuhan terhadap warga Palestina yang dituduh berkolaborasi dengan Israel. Selama masa penahanannya yang berlangsung lebih dari dua dekade, Sinwar menjadi figur yang berpengaruh di kalangan tahanan Palestina. 

Sinwar dikenal keras terhadap tahanan yang diduga sebagai informan, bahkan pernah memimpin aksi mogok makan massal oleh 1.600 tahanan Palestina. Selain itu, Sinwar menghabiskan banyak waktu di penjara dengan mempelajari musuh-musuhnya, khususnya Israel. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia membaca surat kabar Israel dan belajar bahasa Ibrani hingga fasih. Pengetahuan mendalam tentang Israel ini kelak menjadi salah satu aset strategisnya saat memimpin Hamas. Selama masa penahanan Sinwar, peta politik Palestina dan Israel mengalami perubahan signifikan. 

Pada awal 1990-an, Kesepakatan Oslo antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel menghasilkan proses perdamaian yang bertujuan untuk menciptakan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.

Namun, proses ini terganggu oleh serangan bom bunuh diri oleh Hamas dan pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin oleh ekstremis Yahudi pada 1995. Kekecewaan terhadap PLO dan kegagalan Kesepakatan Oslo tercermin dalam pemilihan umum 2006, di mana Hamas memenangkan mayoritas suara di Jalur Gaza.

Sinwar akhirnya dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari pertukaran tahanan yang terkenal, di mana lebih dari 1.000 tahanan Palestina dibebaskan oleh Israel sebagai ganti pembebasan Gilad Shalit, seorang tentara Israel yang ditangkap oleh Hamas pada 2006. 

Pembebasan Sinwar tidak hanya menandai kembalinya ke panggung politik, tetapi juga mempercepat kebangkitannya dalam hierarki Hamas. Tak lama setelah dibebaskan, pada April 2012, Sinwar terpilih menjadi anggota biro politik Hamas di Jalur Gaza.

Sinwar dikenal karena kemampuannya dalam menyatukan faksi-faksi yang berbeda di dalam Hamas dan mendorong kompromi. Pada 2017, Sinwar terpilih sebagai kepala Hamas di Jalur Gaza, menggantikan Ismail Haniyeh yang memegang posisi yang lebih tinggi di organisasi tersebut. 

Pada saat yang sama, situasi di Gaza semakin memburuk akibat konflik yang terus-menerus dengan Israel dan isolasi internasional yang semakin parah. Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel yang dikenal sebagai “Operasi Al-Aqsa Flood.”

Serangan ini yang disebut sebagai yang paling mematikan sejak pendirian negara Israel, melibatkan peluncuran lebih dari 2.200 roket dalam waktu 20 menit yang memberikan perlindungan bagi sekitar 1.500 militan Hamas untuk menyusup ke wilayah Israel melalui berbagai titik di sepanjang perbatasan yang dijaga ketat. 

Serangan ini menargetkan pos-pos militer serta membunuh warga sipil, termasuk keluarga-keluarga di rumah mereka dan peserta festival musik di luar ruangan. Dalam beberapa jam, sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 240 lainnya diculik.

Serangan ini menunjukkan ciri khas taktik Sinwar yang sebelumnya telah menekankan pentingnya mengambil sandera untuk digunakan dalam pertukaran tahanan. Dampak serangan ini sangat besar, tidak hanya dalam hal korban jiwa, tetapi juga dalam meningkatkan eskalasi konflik antara Hamas dan Israel.

MICHELLE GABRIELA  | REUTERS 

Pilihan Editor: Kepemimpinan Tertinggi Dipegang Yahya Sinwar, Bagaimana Struktur Hierarki di Hamas?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

15 menit lalu

Sistem antirudal Iron Dome Israel mencegat roket setelah Iran menembakkan salvo rudal balistik, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, 1 Oktober 2024 REUTERS/Amir Cohen
Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

Dalam pembangunan Iron Dome, Israel mendapat banyak bantuan Amerika


Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

2 jam lalu

Bocah Palestina Ahmed Al-Deeb, yang mengalami luka bakar parah di wajah, menunggu untuk dipasangi masker wajah transparan 3D, di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) di Kota Gaza 8 Februari 2021. REUTERS/Mohammed Salem
Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

Dokter Lintas Batas prihatin selama satu tahun, sekutu Israel terus memberikan dukungan militer, sementara anak-anak di Gaza dibunuh secara massal


Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

3 jam lalu

Sisa-sisa kendaraan MSF, yang diparkir di luar lokasi MSF ditandai dengan jelas, setelah kendaraan tersebut sengaja dihancurkan oleh pasukan Israel di Gaza, Palestina, 24 November 2023. Foto: trtworld
Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

Dokter Lintas Batas menyebut korban pengeboman di Jalur Gaza berjatuhan setiap hari akibat serangan Israel.


Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

4 jam lalu

Papan iklan dengan gambar pemimpin Hamas yang baru dilantik, Yahya Sinwar, dipajang di sebuah gedung di jalan di Teheran, Iran, 12 Agustus 2024. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

Israel masih belum mampu melacak keberadaan Yahya Sinwar setelah setahun berperang.


Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

10 jam lalu

Rasha Al-Ar'eer yang berusia sepuluh tahun dan saudara laki-lakinya yang berusia 11 tahun, Ahmad, tewas ketika serangan udara Israel menargetkan rumah mereka di bagian timur Kota Gaza. Foto : Twitter
Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

Rasha Al-Ar'eer yang berusia 10 tahun menuliskan surat wasiat sebelum terbunuh oleh serangan udara Israel yang menargetkan rumah keluarganya di Gaza.


Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

11 jam lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 2 Oktober 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

Serangan-serangan Israel ke Lebanon membuat mata dunia dan laporan-laporan media massa teralihkan dari Gaza.


Menelisik 2 Ledakan Dekat Kedubes Israel di Denmark, Apa Hasil Penyelidikan Aparat?

12 jam lalu

Kendaraan polisi terlihat saat petugas polisi menyelidiki dua ledakan di dekat kedutaan Israel di Kopenhagen, Denmark, 2 Oktober 2024. Ritzau Scanpix/via REUTERS
Menelisik 2 Ledakan Dekat Kedubes Israel di Denmark, Apa Hasil Penyelidikan Aparat?

Dua ledakan diduga bom terjadi di Kedutaan Besar Israel di Kopenhagen, Denmark. Upaya penyelidikan masih berlangsung hingga akhir pekan ini.


Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah

13 jam lalu

Orang-orang membawa barang-barang mereka sambil berjalan di atas reruntuhan, setelah serangan Israel, di perlintasan perbatasan Masnaa dengan Suriah, di Lebanon, 4 Oktober 2024. Warga Lebanon melarikan diri dari Lebanon karena konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel. REUTERS/Mohamed Azakir
Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah

Sebanyak 25 WNI yang tinggal di Lebanon telah dievakuasi dan berada di tempat yang aman. Evakuasi WNI selanjutnya sedang direncanakan.


Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'

13 jam lalu

Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Sayid Ali Khamenei. Foto: Kantor Pelestarian dan Publikasi Karya-karya Ayatollah Sayid Ali Khamenei
Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'

Di tengah-tengah kabar ia disembunyikan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul dalam khotbah Jumat di Teheran.


Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

14 jam lalu

Sistem antirudal Iron Dome Israel mencegat roket setelah Iran menembakkan salvo rudal balistik, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, 1 Oktober 2024 REUTERS/Amir Cohen
Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

Berikut perbandingan kekuatan persenjataan rudal balistik Iran dan sistem pertahanan udara Israel.