Empat pesawat F-22 generasi kelima dari Skuadron Tempur Ekspedisi ke-27, Pangkalan Gabungan Langley-Eustis, Virginia, mendarat di Bandara Internasional Bali pada 6 Agustus 2024. Ini adalah yang pertama kalinya pesawat generasi kelima Amerika Serikat (AS) ini mendarat di Indonesia.
Kedatangan empat pesawat F-22 Angkatan Udara AS ini, telah direncanakan sebelumnya dengan koordinasi Pemerintah Indonesia. Kehadiran burung besi ini memungkinkan pilot dan tim pemeliharaan pesawat untuk meningkatkan pengetahuan akan operasi wilayah udara Indonesia dan menguji kemampuan pengisian bahan bakar cepat.
Satu pesawat C-130 dari Garda Nasional Udara Amerika Serikat juga mendarat di Bali satu hari sebelumnya untuk mempersiapkan operasi pengisian bahan bakar cepat (rapid “hot pit” refueling) untuk pesawat F-22.
Sebelumnya pada bulan November 2023, Menteri Pertahanan AS Austin dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang bersejarah dan membahas cara-cara untuk memperluas kesempatan pelatihan, meningkatkan pertukaran pendidikan, dan meningkatkan kesadaran domain maritim. Angkatan Udara Amerika Serikat melakukan pelatihan dan kegiatan secara rutin dengan Indonesia untuk lebih mengembangkan kemampuan operasional dan memastikan kawasan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka.
Sedangkan pada 22 Juli - 26 Juli 2024, para penerbang Angkatan Udara Pasifik Amerika Serikat (AS) dan Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) menggelar Cope West 2024, yakni sebuah latihan mobilitas bilateral. Latihan militer ini dilakukan di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh di Malang.
Sekitar 25 penerbang AS berlatih bersama personel TNI AU dalam latihan ini. Kedua Angkatan Udara ikut terlibat dalam pertukaran para pakar (SMEE) di bidang keamanan pangkalan, pemeliharaan operasi, dan topik medis seperti kedokteran dirgantara dan evakuasi aeromedis
Tahun ini menandai peringatan ke-75 hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Indonesia, yakni sebuah hubungan yang didasarkan pada komitmen bersama terhadap nilai-nilai demokrasi dan pluralisme serta tatanan berbasis aturan. Brigadir Jenderal Angkatan Udara AS Brian S. Laidlaw mengatakan pihaknya menghargai kesempatan untuk meningkatkan dan memperluas persahabatan dan kemitraan strategis AS, serta meningkatkan interoperabilitas.
Angkatan Udara Pasifik AS, berkoordinasi dengan komponen, sekutu, dan mitra lainnya, membekali Komando Indo-Pasifik AS dengan kemampuan udara, ruang angkasa, dan ruang siber yang tak tertandingi secara terus menerus untuk menegakkan tatanan internasional berbasis aturan serta memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Pilihan editor: Setelah Balon Udara Cina, 3 UFO Ditembak Jatuh Jet Tempur Amerika