TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Bahrain pada Sabtu mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi gencatan senjata di Lebanon selatan.
Kementerian Luar Negeri "telah memantau perkembangan dan eskalasi militer di perbatasan Lebanon-Israel," kata Kementerian Luar Negeri Bahrain, seperti dikutip Kantor Berita resmi Bahrain.
Bahrain menyatakan keprihatinannya atas eskalasi tersebut, tambahnya.
Kementerian menekankan "perlunya menghindari eskalasi militer dan mencegah perluasan konflik di kawasan untuk menjaga keamanan Lebanon, sambil berupaya mencapai keamanan, perdamaian dan stabilitas di kawasan."
Bahrain juga mendesak "gencatan senjata antara kedua pihak dan mengambil solusi damai melalui negosiasi untuk menjaga kehidupan penduduk sipil dan menjamin keamanan dan stabilitas kawasan."
Kerajaan Bahrain meminta "Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan intervensi, memberikan perhatian yang layak terhadap bentrokan militer di perbatasan Lebanon-Israel, dan segera mengeluarkan resolusi gencatan senjata untuk mencegah konflik meningkat."
Mereka juga memperingatkan "dampak serius terhadap keamanan dan stabilitas regional dan internasional jika konflik meluas."
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.800 orang sejak 7 Oktober 2023.
Hizbullah mengaitkan penghentian serangannya terhadap Israel dengan berakhirnya serangan Tel Aviv di Gaza.
Pilihan Editor: Lebanon Desak Solidaritas Dunia Hadapi Ancaman Perang dari Israel
ANTARA