TEMPO.CO, Jakarta -Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi berharap presiden Iran dan Indonesia akan segera melakukan pertemuan bilateral, ketika keduanya menantikan pembentukan pemerintahan baru.
Iran baru saja mengadakan pemilihan umum presiden pada Jumat, 28 Juni 2024 setelah kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter bulan lalu. Sementara Indonesia telah memiliki presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dari hasil pemilu 14 Februari lalu.
Iran membuka tempat pemungutan suara (TPS) luar negeri di bilangan Menteng, Jakarta Pusat untuk memfasilitasi warga Iran di Indonesia yang ingin menggunakan hak suaranya.
Pemungutan suara berlangsung sekitar pukul 09.30 hingga 16.00 WIB, dihadiri puluhan warga Iran.
“Anda punya pemerintahan baru, kami punya pemerintahan baru. Insyaallah kita akan menyaksikan kunjungan kedua presiden tersebut,” kata Boroujerdi kepada wartawan di TPS, Jumat 28 Juni 2024.
Lebih dari 61 juta warga Iran yang memenuhi syarat dapat memilih antara empat calon presiden yakni Masoud Pezeshkian, Mostafa Pourmohammadi, Saeed Jalili, dan Mohammad Bagher Ghalibaf. Dua kandidat lain, Seyyed Amir-Hossein Ghazizadeh Hashemi dan Ali Reza Zakani, mengundurkan diri mendekati waktu pemungutan suara.
Pezeshkian merupakan seorang anggota parlemen reformis yang mewakili Tabriz, sekaligus mantan menteri kesehatan. Ada juga Pourmohammadi, bekas menteri kehakiman dan menteri dalam negeri.
Ghalibaf kini berperan sebagai ketua parlemen Iran dan mantan komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), sementara Jalili seorang konservatif yang merupakan mantan kepala perunding nuklir dan anggota Dewan Penegasan Kebijaksanaan yang memberi nasehat kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei selama empat tahun.
Boroujerdi membahas kunjungan Raisi ke Indonesia tahun lalu, ketika presiden tersebut memenuhi undangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 23 - 24 Mei 2023.
“Kunjungan kenegaraan resmi yang dilakukan Presiden Raisi ke Indonesia tahun lalu merupakan langkah signifikan dalam hubungan kedua negara. Dan kami berharap presiden berikutnya akan melanjutkan jalan yang sama,” ucap Boroujerdi.
Pertemuan Raisi dan Jokowi menghasilkan sepuluh dokumen kerja sama, mulai dari perluasan akses perdagangan hingga komitmen pemberantasan narkoba.
Jokowi, dalam jumpa pers usai pertemuan bilateral, mengatakan Indonesia dan Iran menandatangani Preferential Trade Agreement (PTA). Kesepahaman ini memungkinkan kedua negara mengamankan atau meningkatkan akses pasarnya.
Kesepakatan lain yang dicapai dua negara mencakup bidang ilmu pengetahuan-teknologi, jaminan produk halal, pengembangan sektor energi, regulasi farmasi, biologi, obat tradisional dan bahan pangan olahan.
Ada pula dokumen soal pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan, promosi perdagangan, dan terakhir program pertukaran kebudayaan.
Dalam jumpa pers, Jokowi mengatakan dia dan Raisi juga menjajaki pembentukan kesepakatan business-to business, investasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), solusi investasi sektor migas, hingga terkait teknologi sinyal perkeretaapian dan kerja sama riset bersama alih teknologi dan assembly.
Pilihan Editor: Pemilu, Warga Iran di Indonesia Datangi TPS di Kedutaan Besar
NABIILA AZZAHRA A. | DANIEL A. FAJRI