Kecaman Keras
Menjelang serangan terhadap istana kepresidenan, Zuniga berbicara kepada para wartawan di alun-alun dan mengutip kemarahan yang semakin meningkat di negara yang terkurung daratan ini. Bolivia sedang berjuang melawan kemerosotan ekonomi dengan cadangan bank sentral yang menipis dan tekanan terhadap mata uang mereka karena ekspor gas telah mengering.
"Tiga panglima angkatan bersenjata datang untuk mengungkapkan kekecewaan kami," kata Zuniga kepada sebuah stasiun TV lokal, seraya menyerukan pembentukan kabinet menteri yang baru.
"Hentikan penghancuran, hentikan pemiskinan negara kita, hentikan penghinaan terhadap tentara kita," ujarnya dengan seragam lengkap, diapit oleh para tentara, bersikeras bahwa tindakan yang diambil didukung oleh masyarakat.
Morales, ketua partai sosialis MAS yang berkuasa, mengatakan bahwa para pendukungnya akan bergerak untuk mendukung demokrasi.
"Kami tidak akan membiarkan angkatan bersenjata melanggar demokrasi dan mengintimidasi rakyat," kata Morales.
Kantor kejaksaan umum Bolivia mengatakan akan meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap Zuniga dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam upaya kudeta tersebut.
Dukungan publik untuk Arce dan demokrasi Bolivia telah mengalir dari para pemimpin regional dan di luar negeri.
"Kami menyampaikan kecaman keras terhadap upaya kudeta di Bolivia. Dukungan penuh kami untuk Presiden Luis Alberto Arce Catacora," ujar Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador di X.
Bahkan lawan politik konservatif pemerintah di Bolivia pun mengutuk aksi militer tersebut, termasuk mantan Presiden Jeanine Anez, yang dipenjara pada 2022 di tengah kekacauan politik.
"Saya sepenuhnya menolak mobilisasi militer di Plaza Murillo yang berusaha menghancurkan tatanan konstitusional," tulisnya di X. "MAS dengan Arce dan Evo harus dikeluarkan melalui pemungutan suara pada tahun 2025. Kami rakyat Bolivia akan mempertahankan demokrasi."
REUTERS
Pilihan Editor: Presiden Brasil Ingin Presiden Argentina Minta Maaf