TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin diawali dari Malaysia yang mengusir sekitar 500 orang suku Bajau atau suku Bajo. Suku ini adalah pengembara laut yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Berita kedua top 3 dunia adalah Raja Salman mengundang 50 WNI untuk beribadah haji gratis di Arab Saudi. Terakhir dari top 3 dunia adalah Arab Saudi yang menangkap 21 jemaah haji ilegal. Berikut selengkapnya:
Suku Bajo adalah komunitas pelaut yang sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan. Mereka tinggal di rumah perahu reyot atau gubuk pantai yang dibangun di atas panggung.
Pemerintah Malaysia membela keputusan mereka untuk mengusir ratusan pengembara laut dari rumah mereka di lepas pantai negara bagian Sabah minggu ini. Menurut Malaysia, hal itu bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan memerangi kejahatan lintas batas.
Operasi di distrik Semporna di Sabah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia, yang meminta pemerintah menghentikan penggusuran dan menjamin keselamatan dan perlindungan masyarakat Bajo Laut.
Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Hidup Sabah Christina Liew mengatakan pihak berwenang berhak menindak aktivitas ilegal, seperti penangkapan ikan, bangunan, dan pertanian tanpa izin yang dilakukan di kawasan lindung. Wilaya itu dikendalikan oleh Sabah Parks, sebuah badan konservasi negara.
“Kedaulatan hukum negara dalam masalah ini harus ditegakkan,” katanya dalam pernyataannya, Jumat, 7 Juni 2024.
Baca di sini selengkapnya.
Berita Selanjutnya
Artikel Terkait
-
Berkat Mediasi UEA, Rusia dan Ukraina Saling Tukar 206 Tawanan Perang
-
Wapres dan Menlu Turki Hadiri Pemakaman Aktivis yang Dibunuh oleh Israel di Tepi Barat
-
Aysenur Ezgi Eygi yang Ditembak Mati Israel di Tepi Barat Dimakamkan Hari Ini di Turki
-
Pertama dalam Satu Dekade, Staf UNRWA Tewas oleh Penembak Jitu Israel di Tepi Barat
-
Mantan Bos Shin Bet: Rakyat Palestina Punya Hak untuk Mempertahankan Tanah Mereka
-
Dubes AS Tuding PBB Anak Tirikan Israel Sebelum Serangan ke Gaza
Rekomendasi Artikel
Video Pilihan
Berkat Mediasi UEA, Rusia dan Ukraina Saling Tukar 206 Tawanan Perang
6 jam lalu
Rusia dan Ukraina masing-masing menukar 103 tawanan perang pada Sabtu 14 September 2024 dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab.
Wapres dan Menlu Turki Hadiri Pemakaman Aktivis yang Dibunuh oleh Israel di Tepi Barat
7 jam lalu
Para pejabat Turki dan tokoh-tokoh dari berbagai spektrum politik berkumpul untuk menghormati pemakaman aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi
Aysenur Ezgi Eygi yang Ditembak Mati Israel di Tepi Barat Dimakamkan Hari Ini di Turki
12 jam lalu
Para pelayat berkumpul di barat daya Turki pada Sabtu 14 September 2024 untuk menghadiri pemakaman Aysenur Ezgi Eygi
Pertama dalam Satu Dekade, Staf UNRWA Tewas oleh Penembak Jitu Israel di Tepi Barat
15 jam lalu
Ini menandai pertama kalinya seorang anggota staf UNRWA terbunuh di Tepi Barat dalam lebih dari 10 tahun
Mantan Bos Shin Bet: Rakyat Palestina Punya Hak untuk Mempertahankan Tanah Mereka
17 jam lalu
Mantan Direktur Shin Bet Israel, Ami Ayalon, bukan hanya sekali membela hak-hak rakyat Palestina.
Dubes AS Tuding PBB Anak Tirikan Israel Sebelum Serangan ke Gaza
18 jam lalu
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menuduh PBB "terlalu fokus" pada Israel, bahkan sebelum serangan ke Gaza
Paus Fransiskus Kecam Pembantaian Anak-anak Palestina di Gaza akibat Pengeboman Israel
19 jam lalu
Paus Fransiskus mengecam kematian anak-anak Palestina dalam serangan militer Israel di Gaza
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Batal Berkunjung ke Israel, Ini Alasannya
19 jam lalu
Simak fakta di balik penolakan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell oleh Menteri Luar Negeri Israel.
Negara Muslim dan Eropa Berkumpul di Spanyol, Bahas Pembentukan Negara Palestina
20 jam lalu
Negara-negara Muslim dan Eropa membahas pembentukan negara Palestina di Spanyol kemarin.
Amerika Serikat Terang-terangan Jual Senjata ke Israel Senilai Rp 2,5 Triliun, Bagaimana Faktanya
21 jam lalu
Belum lama ini, Pemerintahan Joe Biden disebut akan jual peralatan militer ke Israel senilai Rp 2,5 triliun, bagaimana fakta aksi Amerika Serikat ini?