TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Amerika Serikat menangkap 70 demonstran pro-Palestina karena masuk tanpa izin lobi gedung konsulat Israel di San Francisco dan menolak untuk pergi, kata polisi pada Senin, 3 Juni 2024.
“Petugas menemukan kemungkinan alasan untuk menangkap 70 tersangka yang menolak mengosongkan gedung,” kata polisi dalam sebuah pernyataan, dikutip oleh Reuters. “Tidak ada korban luka yang dilaporkan akibat insiden tersebut.”
Menurut laporan ABC News, tak lama setelah jam 09.00 pagi waktu setempat, para pengunjuk rasa menduduki lantai pertama Konsulat Israel di Pacific Northwest di Distrik Keuangan San Francisco.
Polisi menggiring demonstran keluar dari gedung satu per satu dan memasukkan mereka masuk ke dalam kendaraan polisi, kemudian mengikat tangan mereka dengan tali pengikat berdasarkan keterangan seorang saksi kepada Reuters.
Para pengunjuk rasa yang ditangkap itu, kemudian dibawa ke penjara daerah atas tuduhan masuk tanpa izin. Namun tak lama, demonstran itu akhirnya dibebaskan. Penyelidikan tetap terbuka dan aktif meskipun penangkapan telah dilakukan.
Massa pro-Palestina menyuarakan penolakan terhadap serangan Israel ke Gaza, yang masih berlangsung sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerbu wilayah Israel selatan dan menewaskan 1.139 orang serta menyandera lebih dari 250 lainnya.
Israel kemudian melancarkan agresi besar-besaran ke wilayah kantong Gaza, menewaskan sedikitnya 36.439 orang dan melukai 82.627 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Lebih dari sebagian populasi Gaza telah menjadi pengungsi internal, dan mereka menghadapi bencana kelaparan di tengah sulitnya akses bantuan kemanusiaan.
San Francisco Chronicle melaporkan dari tempat kejadian, sebelum ditangkap, demonstran di konsulat Israel mengatakan mereka berencana tetap tinggal sampai diusir paksa. Sebuah kelompok bernama Jaringan Anti-Zionis Yahudi Internasional mengatakan di Instagram 100 orang telah berpartisipasi dalam protes tersebut. Jaringan tersebut, yang menyatakan anggotanya adalah orang-orang Yahudi, mengunggah gambar spanduk yang mereka gantungkan dengan tulisan seperti, “Melakukan genosida membuat orang Yahudi kurang aman; Bukan atas nama saya!”
Konsulat Israel mengatakan pihaknya “terkejut, tapi tidak terkejut” dengan para pengunjuk rasa yang merangsek lobi gedung tempat konsulat berada. Pernyataan Israel menyebut para pengunjuk rasa sebagai “perusuh pro-Hamas.” Konsulat mengatakan polisi setempat merespons insiden tersebut dengan cepat.
REUTERS | ABC NEWS
Pilihan editor: TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini