TEMPO.CO, Jakarta - Akhirnya, negara-negara Barat setuju untuk memasok tank, rudal, dan jet tempur kepada Ukraina. Rusia baru-baru ini bergerak maju dan terus mengebom Kharkiv, kota kedua terbesar di Ukraina, tanpa henti. Jawaban "ya" terbaru dari Amerika Serikat dan hampir selusin negara Barat memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan persenjataan canggih yang telah mereka pasok - atau yang akan mereka pasok dalam waktu dekat - untuk menyerang di dalam wilayah Rusia.
Sebelumnya, Washington dan sekutu-sekutunya takut memusuhi Rusia, yang Presidennya Vladimir Putin telah berulang kali menyatakan bahwa penggunaan senjata nuklir ada di atas meja jika Ukraina atau Barat melewati "garis merah" lain seperti penembakan Krimea dan proyek kesayangan Putin, sebuah jembatan yang menghubungkannya ke daratan Rusia.
Namun, Ukraina telah melewati banyak rintangan militer dan politik, termasuk pengusiran pasukan Rusia dari daerah yang diduduki dan serangan pesawat tak berawak di lapangan terbang, pangkalan militer, pelabuhan, dan depot minyak jauh di dalam Rusia. Tindakan-tindakan ini telah membuat Moskow geram, tetapi tidak cukup untuk menggunakan senjata nuklir.
Apakah Barat memberi izin tak bersyarat?
Jawaban "ya" terbaru dari Barat, yang datang pada hari Kamis dan menyusul permohonan berbulan-bulan dari Kyiv, lebih bersifat "ya, tapi".
Gedung Putih mengatakan bahwa Kyiv dapat mulai menggunakan senjata yang dipasok AS untuk "serangan terbatas" di dalam Rusia - tetapi hanya di daerah yang berdekatan dengan wilayah Kharkiv timur laut yang terletak di sepanjang perbatasan Rusia.
Pasukan Rusia merebut wilayah itu dan ibu kota administratifnya pada awal 2022, tetapi terdesak keluar beberapa bulan kemudian setelah manuver yang didalangi oleh jenderal tertinggi Ukraina saat ini, Oleksandr Syrskii.
Moskow melanjutkan upayanya untuk mengambil alih Kharkiv pada awal Mei, merebut beberapa desa perbatasan di sebelah wilayah Belgorod, Rusia barat. Artileri yang ada di daerah tersebut memungkinkan pasukan untuk maju ke target Ukraina dan kemudian mundur kembali ke wilayah Rusia, di mana mereka tahu bahwa mereka akan aman dari pasukan pertahanan Ukraina.
Pernyataan terbaru Gedung Putih yang berbunyi "ya, tapi" berlaku untuk sistem pertahanan udara, artileri, dan roket berpeluru kendali. Masih ada larangan serangan rudal jarak jauh.