TEMPO.CO, Jakarta - Iran menyatakan ledakan di kota Isfahan bukan peristiwa serius. Teheran mengecilkan insiden tersebut dan mengisyaratkan tidak berencana melakukan pembalasan.
Sejumlah sumber menyebut ledakan yang bergema hari ini, Jumat, 19 April 2024, adalah serangan Israel. Namun Iran tak berkomentar soal serangan itu dan memilih menahan diri. Tanggapan Iran yang senyap itu menandakan keberhasilan upaya para diplomat yang telah berupaya mencegah perang habis-habisan sejak serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap Israel pada Sabtu lalu.
Media dan pejabat Iran menggambarkan sejumlah kecil ledakan, yang menurut mereka diakibatkan oleh pertahanan udara yang menghantam tiga drone di kota Isfahan di Iran tengah. Mereka menyebut insiden tersebut sebagai serangan yang dilakukan oleh "penyusup", bukan oleh Israel, sehingga tidak perlu pembalasan.
Seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk menanggapi Israel atas insiden tersebut. "Sumber asing dalam insiden ini belum dapat dikonfirmasi. Kami belum menerima serangan dari luar, dan diskusi lebih mengarah pada infiltrasi dibandingkan serangan," kata pejabat tersebut.
Jonathan Lord, kepala program keamanan Timur Tengah di Center for a New American Security, sebuah wadah pemikir AS, mengatakan bahwa Iran tampaknya sedang berusaha untuk mundur, meminimalkan dampak serangan itu, dan mungkin berusaha menurunkan eskalasi ketegangan dengan Israel.