Pelanggaran HAM
Perwakilan Israel di PBB, Gilad Erdan, menyatakan bahwa UNRWA-lah - dan bukan Israel - yang "menciptakan lautan pengungsi Palestina, jutaan di antaranya, yang diindoktrinasi untuk meyakini bahwa Israel adalah milik mereka".
Namun Lazzarini mengingatkan bahwa badan PBB, yang didirikan setelah pembentukan Israel pada tahun 1948 sebagai solusi sementara untuk membantu lebih dari 700.000 orang Palestina yang diusir secara paksa dari rumah mereka, adalah satu-satunya organisasi yang mampu memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan dalam skala besar jika tidak ada solusi politik terhadap pengusiran warga Palestina.
Lazzarini berbicara tidak lama setelah badan PBB tersebut mengeluarkan laporan yang merinci berbagai pelanggaran terhadap warga Palestina yang ditahan oleh pasukan Israel, termasuk staf badan tersebut.
Laporan tersebut merinci kesaksian lebih dari 100 warga Palestina yang dibebaskan dari tahanan Israel. Pelanggaran termasuk tidak diberi makanan, air, atau akses ke toilet selama berjam-jam, sementara tangan dan kaki para tahanan diikat. Yang lainnya mengatakan bahwa mereka digeledah, dipukuli, dan diraba-raba secara tidak pantas.
Laporan tersebut mengatakan bahwa tindakan-tindakan tersebut dapat dianggap sebagai "kekerasan dan pelecehan seksual".
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, mengatakan bahwa Washington menyerukan penyelidikan atas masalah ini. Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengatakan bahwa seruan sebelumnya dari AS - sekutu utama Israel - untuk melakukan investigasi semacam itu terbukti tidak memadai.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan, delapan negara Eropa memberikan pernyataan bersama yang menjelaskan alasan mereka melanjutkan pendanaan.
"UNRWA adalah pilar stabilitas regional dan mercusuar harapan bagi jutaan anak-anak, perempuan dan laki-laki Palestina," ujar Duta Besar Luksemburg untuk PBB, Olivier Maes, dalam pernyataan bersama tersebut.
"[UNRWA] harus dipertahankan dan layak mendapatkan dukungan kolektif kita sampai ada solusi politik," tambah Maes.
Pernyataan tersebut juga menyampaikan "belasungkawa yang tulus" kepada 178 staf PBB yang telah terbunuh oleh militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober lalu.
Sebelum pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan bahwa upaya Israel untuk membubarkan UNRWA sudah berlangsung bertahun-tahun.
"Jauh sebelum 7 Oktober, UNRWA telah menjadi target kampanye pembunuhan politik oleh pemerintah Israel yang ingin melakukan hal tersebut untuk membunuh isu pengungsi Palestina," katanya.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah