TEMPO.CO, Jakarta - Ketika serangan udara Israel pada November 2023 menghancurkan rumahnya di Gaza, Zein Oroq terjebak dalam puing bangunan. Dia luka-luka, namun selamat. Sedangkan 17 anggota keluarga besarnya tewas.
Akan tetapi, Zein, 13 tahun, harus merana hidup di Gaza yang sedang dikecamuk perang. Warga Palestina yang tinggal di sana, harus menghadapi kekurangan pasokan bahan makanan, obat-obatan, dan air bersih sehingga hidup mereka benar-benar tergantung pada bantuan kemanusiaan.
Gaza dikuasai Hamas, di mana kelompok ini telah berperang melawan Israel lebih dari enam bulan. Warga Gaza saat ini berisiko menghadapi kelaparan.
Pada akhir pekan lalu, sebuah bantuan kemanusiaan dijatuhkan dari angkasa. Zein yang kelaparan pun bergegas mengejar paket bantuan itu dengan harapan bisa mendapatkan sekaleng kacang fava, beras atau tepung terigu.
“Dia (Zein) pertama kali ‘keluar’ dengan luka dikepala, tangan dan kakinya, saat rumahnya remuk akibat serangan udara Israel. Allah telah menyelamatkannya,” kata Ali Oroq, kakek Zein.
Oroq menceritakan Zein pernah nekat menceburkan diri ke air limbah demi bisa mendapatkan makanan dari bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari angkasa. Padahal, seharusnya Zein duduk dibangku sekolah untuk belajar, namun hal itu tak terjadi karena gencatan senjata antara Hamas-Israel belum membuahkan hasil.
“Saat parasut jatuh, kotak bantuan yang berat itu menimpa kepalanya juga orang-orang yang merubungnya. Mereka tidak mempedulikan Zein. Orang-orang itu sangat kelaparan,” kata Mahmoud, ayah Zein.
Zein mengalami patah tulang tengkorak kepala, tulang panggul dan luka dibagian perutnya. Penderitaannya semakin berat karena dia terinjak-injak. Zein dibawa ke rumah sakit, namun dia meninggal akibat luka-lukanya.
Perang Gaza buntut dari serangan 7 Oktober 2023, diklaim Israel menewaskan 1.200 orang dan Hamas menyandera 200 lebih warga negara Israel. Negeri Bintang Daud membalas serangan itu hingga menewaskan lebih dari 33 ribu warga Palestina di Gaza, yang dihuni oleh 2.3 juta jiwa.
“Putra saya (Zein) amat berharga. Dia adalah suka membantu saya, kebahagiaan saya di dunia ini, anak sulung saya. Semoga dia meninggal dengan tenang,” kata Mahmoud.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: KBRI Tehran Imbau WNI di Iran Waspada setelah Serangan Udara ke Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini