Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron pada Selasa, 9 April 2024, mengumumkan pihaknya tidak akan menghentikan penjualan senjata oleh perusahaan-perusahaan asal Inggris ke Israel. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan sejumlah nasehat hukum.
Perang Gaza sudah enam bulan berkecamuk. Militer Israel melancarkan serangan udara dan darat di Gaza yang dipicu serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas di selatan Israel. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak sebelumnya sudah berada dalam tekanan untuk mencabut izin yang mengizinkan ekspor senjata dari Inggris ke Israel.
“Hasil evaluasi terbaru ini, membuat kami tetap memberikan izin ekspor. Ini sesuai dengan nasehat yang saya dan para menteri terima, namun begitu kami akan terus melakukan evaluasi,” kata Cameron dalam acara jumpa wartawan di Washington sambil didampingi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.
Pada 2022, Inggris mensuplai senjata ke Israel senilai GBP42 juta (Rp 844 miliar). Sedangkan pada akhir pekan lalu, tiga mantan hakim senior di Inggris bergabung dengan lebih dari 600 orang yang bekerja bidang hukum di Inggris, menyerukan agar Pemerintah Inggris menghentikan penjualan senjata ke Israel. Alasannya, menjual senjata ke Israel bisa membuat Inggris terlibat dalam genosidan di Gaza.
Bukan hanya itu, sejumlah partai-partai oposisi di Inggris juga menyerukan agar Pemerintah Inggris memanggil anggota parlemen Inggris yang sedang libur dan mencabut izin ekspor senjata ke Israel. Oposisi juga meminta agar dipublikasi alasan hukum yang digunakan pemerintah Inggris untuk mengambil keputusannya sekarang.
“Ini kesempatan yang kembali dilewatkan oleh David Cameron untuk menjauhkan dirinya dan para pejabat Inggris dari kompleksitas kejahatan perang oleh Israel, apartheid dan kemungkinan genosida,” kata manajer bidang krisis Amnesty Internasional Kristyan Benedict.
Israel menyangkal telah melakukan kejahatan perang atau genosida atas pembantaian di Gaza. Negeri Bintang Daud itu, juga menolak penggunaan istilah apartheid untuk menggambarkan perlakuannya ke warga Palestina. Cameron mengatakan Inggris masih waswas dengan masalah akses kemanusiaan di Gaza. Namun saat yang sama, Cameron enggan mempublikasi alasan hukum mengapa tetap mengizinkan ekspor senjata ke Israel. Dia mengatakan itu adalah sebuah prinsip penting yang para menteri secara konsisten dengan nasehat hukumnya dan tidak mempublikasinya.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: PM Israel Netanyahu Klaim Sudah Kantongi Tanggal untuk Serang Rafah
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini